Ajak Anak Enjoy
SELAMA ini ada kebiasaan, menjelang Ujian Nasional (UN) maupun ulangan umum, malam harinya orangtua merecoki anak-anaknya supaya belajar lebih
Raudah
Psikolog, Dosen FK Unlam
Bila orangtua atau orang dewasa di sekitarnya khawatir dan was-was dengan UN yang dihadapi putra-putrinya, si anak akan ikut merasa cemas, apakah dirinya akan mampu menjawab soal. Padahal, UN diperlukan kemampuan untuk berkonsentrasi penuh untuk menjawab soal.
Sebaiknya orangtua di malam hari menjelang UN atau ulangan cukup menanyakan persiapan berkaitan yang dibawa seperti mencek pensil, penghapus, pulpen dan lain-lainnya sudah dibawa. Kalaupun ingin menanyakan pelajar, hanya sekadar mengulang atau mau memanggil memori yang dibaca sebelumnya.
Sekarang ini sangat keliru orangtua mensuport UN dengan merecoki banyak buku atau dituntut kejar belajar semalam. Secara psikologis itu menjadi beban, dan si anak akan kehilangan konsentrasi dalam menjawab UN. Ditambah suasana UN dengan adanya pengawasan yang begitu ketat semakin menambah beban bagi si anak dan mempengaruhi daya konsentrasinya.
Perlu diingat, tujuan UN sebenarnya hanya menguji kemampuan dan daya serap anak dalam belajar selama ini. Di tahun 1980-an, sebenarnya ada juga yang namanya UN, tapi siswa enjoy menghadapinya walaupun nilai NEM-nya ada yang 1, 2 atau 3. Sekarang ini, nilai UN sudah ditentukan sekian dan bila tidak mencapai bakalan tak lulus. Kondisi semakin menjadi beban anak didik.
Perlu diingat, hasil akademis bukan menjadi ukuran untuk bisa memulai kesuksesan di masa mendatang. Hasil kemampuan akademis hanya menyumbang 20 persen dari sebuah kesuksesan di masa depan. Sisanya 80 persen sebuah kesuksesan, hasil si anak tentang kehidupan di lingkungan sekitarnya, kesantunan, keuletan, lingkungan orang dewasa memberikan tanggung jawab. (ful)