MUI Telusuri Seks Bebas PNS
Pegawai negeri sipil (PNS) Pemko Bandung, Jabar, geger. Beredar surat perintah kepada 10 PNS agar melaksanakan ritual seks
BANDUNG, BPOST - Pegawai negeri sipil (PNS) Pemko Bandung, Jabar, geger. Beredar surat perintah kepada 10 PNS agar melaksanakan ritual seks bebas. Tragisnya, ritual itu disebut-sebut dibiayai uang negara.
Adalah surat perintah bernomor 041/019-C-Kapuserda yang ditandatangani Kepala Perpustakaan dan Arsip Daerah Bandung, H Muhammad Anwar di atas meterai Rp 6 ribu, yang menjadi penyebab kegegeran tersebut.
Pada surat yang juga berstempel Pemko Bandung itu, Anwar memerintahkan lima pria dan lima perempuan anak buahnya melakukan ritual seks bebas.
Di lampiran surat bertanggal 31 Januari 2013 itu terdapat nama 10 PNS yang dimaksudkan. Selain itu juga ada lampiran lain yakni surat penghargaan bagi perempuan PNS yang diperintahkan mengikuti kegiatan tersebut.
Anehnya lagi, pada surat berkop Perpustakaan dan Arsip Daerah berikut alamatnya itu disebutkan pula kegiatan tersebut sudah dianggarkan dalam Dokumen Pelaksana Anggaran (DPA) Keperpusda No DPA : 1.24. 01.01.03.52 tanggal 1 Januari 2013.
Benarkah surat itu? “Itu fitnah. Saya tidak pernah menandatangani surat seperti itu. Itu tanda tangan palsu, mungkin di-scan. Saya tidak pernah melakukan. Kalau surat asli tidak pernah memakai materai,” tegas dia di Bandung, Jabar, Rabu (29/5).
Anwar mengakui nama-nama dalam surat tersebut memang anak buahnya. Namun dia meyakini merek hanya dicatut. “Nama-nama yang di surat itu, rata-rata sudah tua,” katanya.
Dia menduga surat itu merupakan teror kedua bagi diri dan instansinya. Sebelumnya, salah satu kepala seksi menerima SMS dari seseorang tak dikenal. Isinya menjelek-jelekkan agama.
Kemungkinan, lanjut Anwar, teror itu dipicu saat ada seorang pegawainya di Bagian Pelayan dan Peminjaman hendak berpindah agama. Dia tiba-tiba mengalami goncangan jiwa yang diduga akibat ‘pencucian otak’. Sebagai atasan, Anwar memutuskan mengadakan pengajian tiap Jumat bagi pegawai muslim, termasuk pegawai yang akan berpindah agama itu. Tujuannya ‘mendampingi’ para pegawai dari godaan lain atau goncangan jiwa.
“Mungkin karena itu, ada yang tidak suka. Mungkin ada yang tidak suka saya melakukan kegiatan tersebut. Tetapi siapa mereka, saya tidak tahu. Saya serahkan kepada polisi untuk menyelidikinya,” katanya.
Wakil Wali Kota Bandung Ayi Vivananda juga mengaku tidak habis pikir dengan beredarnya surat tersebut. Dia menilai surat itu merupakan salah satu bentuk teror.
“Pak Anwar itu ibadahnya bagus. Apalagi nama-nama yang disebut (di surat tersebut) sudah aki-aki dan nini-nini wungkul (kakek dan nenek),” ujar dia.
Tetapi mereka memang PNS Pemko Bandung? Ayi membenarkan. Mereka bekerja sebagai petugas perpustakaan daerah.
“Memang, tetapi itu bagian sabotase. Ini upaya menghancurkan Pemko. Ini teror. Saya pastikan ini tidak benar,” tegasnya. Ayi mengaku pernah mendengar kasus tersebut dari informasi pihak kepolisian sejak berapa bulan lalu.
Polrestabes Bandung langsung bergerak. Mereka membentuk tim untuk menyelidikinya.
“Hasil penyelidikan sementara, surat itu palsu. Kami sudah melakukan kroscek. Yang tandatangan membantah. Tanda tangan di surat itu palsu. Kop dan logo kemungkinan duplikasi,” ucap Kapolrestabes Bandung Kombes Abdul Rakhman Baso.