Berita Banjarmasin

Hakim Agung Abdurrahman Meninggal, Dosen dan Mahasiswa FH ULM: Beliau Jadi Teladan!

Jenazah almarhum saat ini berada di rumah duka, Jalan Hasan Basari, Kompleks Kayu Tinggi II

Penulis: Rahmadhani | Editor: Didik Triomarsidi
Istimewa
H Abdurrahman SH MH semasa hidup. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Kabar duka datang dari Mahkamah Agung (MA). Salah satu hakim agung MA asal Kalsel, H Abdurrahman SH MH meninggal dunia, Rabu (29/11/2017) subuh.

Abdurahman meninggal dunia di Rumah Sakit Citra Land, Banjarmasin.

Jenazah almarhum saat ini berada di rumah duka, Jalan Hasan Basari, Kompleks Kayu Tinggi II, Jalur 3 No 25, Banjarmasin. Rencananya jenazah akan dimakamkan di Kota Rantau, Kalimantan Selatan.

Dr. H. Abdurrahman, SH. MH. lahir di Banjarmasin, Kalimantan Selatan pada tanggal 28 Juni 1949.

Baca: Gila! Gaji Pelatih Persib Bandung Roberto Carlos Mario Gomez Bisa Beli 5 rumah Tipe 36 Tiap Bulan

Baca: Waduh, Runner Up Puteri Indonesia Mengaku Terima Uang dari Tersangka Dugaan Suap

Baca: Rakyat Iran Marah, Pegulatnya Diperintahkan untuk Kalah Demi Hindari Atlet Israel

Abdurrahman adalah seorang ahli hukum Indonesia yang menjabat sebagai Hakim Agung Mahkamah Agung Republik Indonesia.

Di samping itu, ia juga merupakan peneliti dan penulis serta dosen pascasarjana Ilmu Hukum Universitas Lambung Mangkurat (ULM).

Di mata mahasiswa dan dosen Fakultas Hukum ULM, nama Abdurahman dikenal sebagai sosok teladan.

Seperti disampaikan mantan mahasiswa Abdurrahman di Fakultas Hukum ULM Lena Hanifah.

Lena yang kini menjadi dosen di Fakultas Hukum ULM pernah dibimbing langsung oleh Abdurrahman ketika menyelesaikan skripsi S1 nya.

"Beliau sosok dosen yang menjadi teladan bagi kami, para mahasiswa/alumni FH Unlam. Beliau dulu pembimbing 1 skripsi saya," kata dia.

Lena mengatakan, sosok Abdurrahman sebagai pengajar berfikiran sangat luas dan visioner.

"Cara mengajar beliau juga tidak membosankan dan merangsang kita untuk berfikir kritis. integritas beliau menurut saya sangat terjaga," kata dia.

Lena menambahkan, dari pengalamannya bersama Abdurrahman baik sebagai dosen maupun mahasiswa, Abdurrahman memiliki sensitivitas tinggi terhadap isu-isu kaum marginal di Banua, terutama masyarakat adat.

"Beliau dosen yang sangat berdedikasi. Meskipun beliau sudah menjadi hakim agung, beliau tdk pernah melupakan dunia akademisi," kata dia. (banjarmasinpost.co.id/Rahmadhani)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved