Jejak Karya Datuk Kelampayan
Datuk Kelampayan, Kisahnya Ditulis oleh Seorang Mufti Kerajaan Indragiri
Dari sekian koleksi mengenai Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari, ada juga buku riwayat Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari.
Penulis: Nia Kurniawan | Editor: Ernawati
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Dari sekian koleksi mengenai Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari, ada juga buku riwayat Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari.
Buku ini menceritakan tentang riwayat Syekh Muhammad Arsyad Albanjari sejak remaja hingga menuntut ilmu di Makkah dan Madinah sampai kembali ke tanah air, kemudian mengajarkan ilmu agama dan menjadi seorang ulama terkenal.
Pada buku ini juga diceritakan tentang istri dan keturunannya.
Kitab ini ditulis oleh Abdurahman Siddiq Bin Muhammad Afif Al Banjari, seorang Mufti Kerajaan Indragiri (Riau) Tahun 1349 H.
"Kitab ini didapat dari Margasari ulu, Tapin. Nomor inventaris 6004," ucap staf seksi koleksi dan konservasi museum lambung Mangkurat, Zaelani.
Baca: Inilah Naskah Asli Kitab Sabilal Muhtadin, Ditaburi Cengkih Bila Disentuh Ini yang Terjadi
Baca: Pedangdut Cantik Ini Akui Gunakan Mistis Dayak untuk Tetap Eksis, Pakai Susuk Hingga Mandi Bungas
Baca: Polisi di Kapuas Ini Merangkap Dukun, Begini Cara Uniknya Sembuhkan Penyakit Kulit Warga
Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari atau dikenal sebagai Datu Kelampayan ulama besar dan pengembang ilmu pengetahuan dan agama.
Hampir seluruh ulama di Banjarmasin masih memiliki tautan dengannya.
Baik sebagai keturunan atau muridnya.
Sebut saja nama almarhum KH Zaini Abdul Ghani, yang dikenal dengan nama Guru Sekumpul itu adalah keturunan Syekh Muhammad Arsyad.
Hampir semua ulama di Kalimantan, Sumatera, Jawa, dan Malaysia, pernah menimba ilmu dari beliau.
Baca: Terungkap dari Ekspose KPK, Aliran Dana Gratifikasi Bupati Rita Widyasari Ternyata Dibelikan Ini
Baca: Wanita PNS Nunukan Ini Heran Dilabrak Biduan Selingkuhan Suaminya, Ternyata Minta Diizinkan Nikah
Ulama ini memiliki nama lengkap Syekh Muhammad Arsyad bin Abdullah bin Abu Bakar bin Sultan Abdurrasyid Mindanao bin Abdullah Abu Bakar Al-Hindi bin Ahmad Ash Shalaibiyyah bin Husein bin Abdullah Syaikh bin Sayid Abdullah Al-’Aidrus bin Sayid Abu Bakar As-Sakran bin Saiyid Abdur Rahman As-Saqaf bin Sayid Muhammad Maula Dawilah Al-’Aidrus.
Silsilahnya kemudian sampai pada Sayidina Ali bin Abi Thalib dan Sayyidatina Fatimah binti Rasulullah.
Beliau dilahirkan di Desa Lok Gabang, Kabupaten Banjar pada 17 Maret 1710 dan meninggal dunia di Dalam Pagar, Kabupaten Banjar pada 13 Oktober 1812.
Makamnya berada di Desa Kalampayan Tengah, Kecamatan Astambul, Martapura. (BANJARMASINPOST.co.id/nia kurniawan)
