Misteri Kasih Putus Diluhuk Badangsanak
Hiii, Ada Nuansa Mistis di Balik Lagu Daerah Banjar Ini, Begini Ceritanya
Selama ini Yuyun Hadzir cukup sering menjadi pengarah pembuat atau istilah kerennya sutradara pembuatan video lagu-lagu buat
Penulis: Syaiful Anwar | Editor: Ernawati
BANJARMASINPOST.CO.ID - Selama ini Yuyun Hadzir cukup sering menjadi pengarah pembuat atau istilah kerennya sutradara pembuatan video lagu-lagu buat suaminya, M Hadzir, serta putrinya Shouma serta pembuatan video susur sungai yang di upload ke youtube.
Di antara beberapa pembuatan video klip yang tak biasa dan berbau mistis sewaktu syuting di lagu Banjar berjudul Kasih Putus Diluhuk Badangsanak ciptaan Anang Ardiansyah.
Syuting yang dilaksanakan Rabu, 31 Agustus 2016 di Pulau Pinus Riam Kanan dan Rumah Banjar Teluk Selong Martapura banyak kejadian-kejadian di luar nalar.
Diceritakan Yuyun, ketika pertama kali mendengar lagu ini, sudah terlintas ingin membuat video klip, sehingga yang menonton bisa mengerti alur kisah dan apa yang disampaikan dalam lagu tersebut,
Saat menentukan pemeran, lanjut dia, sudah dipilih beberapa model yang cocok dengan peran Puteri Junjung Buih.
Cuma, menurut pandangan indigo, calon pemain itu tidak cocok dengan peran tersebut.
"Maksudnya tidak cocok dengan 'mereka di alam sebelah'.
Akhirnya dipilih para pemain Puteri Junjung diperankan Hayatun Purnama Sari, Patih Lambung Mangkurat oleh Agung Alpino, Sukmaraga dimainkan Ibrahim, Padmaraga diperankan Haidir Steven, Raja oleh Abdullah dan Ratu diperankan Nana Adiella.
Begitu hati-hatinya mencari pemain, karena lagu Kasih Putus Diluhuk Badangsanak ini menceritakan tentang pertemuan Putri Junjung Buih dari hasil pertapaan Patih Lambung Mangkurat.
Saat Putri Junjung Buih di angkat ke mahligai, Putri melihat dua putra mahkota dari Empu Mandastana yaitu Bambang Sukmaraga dan Fatmaraga.
Sang Putri jatuh cinta dan memberikan tanda mata kambang nagasari kepada Sukmaraga dan saksikan langsung oleh Patih.
Dengan penuh akal muslihat, Patih Lambung Mangkurat membwa Putra Tulak Malunta.
Saat itu terjadi pembunuhan terhadap putra mahkota oleh Patih Lambung Mangkurat.
Empu Mandastana mengetahui putranya telah meninggal dari bunga yang telah layu.
Beliau mengalami kesedihan yang luar biasa dan memutuskan untuk menyusul sang putra dengan bunuh diri. (BANJARMASINPOST.co.id/syaiful anwar)
