Rusuh di Rutan Brimob

Sadis! 5 Polisi yang Gugur di Mako Brimob Akibat Ditikam di Leher, Ditembak dan Ditusuk-tusuk

Dalam penjelasan yang dirinci oleh Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigjen M Iqbal, mayoritas luka yang dialami korban

Editor: Didik Triomarsidi
kompas.com
Jenazah Briptu Luar Biasa Anumerta Wahyu Catur Pamungkas (19), salah satu korban tewas dalam insiden kerusuhan di Mako Brimob Kelapa Dua tiba di rumah duka di Dusun Kebayeman RT 2 RW 2 Desa Kamulyan, Kecamatan Kuwarasan, Kebumen, Jawa Tengah , Kamis (10/5/018) pukul 02.45 WIB. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, DEPOK - KADIV Humas Polri Setyo Wasisto memberikan penjelasan Terkait hasil identifikasi terhadap lima korban kericuhan di Mako Brimob Kelapa Dua yang diserang oleh narapidana.

Dalam penjelasan yang dirinci oleh Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigjen M Iqbal, mayoritas luka yang dialami oleh korban adalah luka tembak dan luka tusuk yang dalam.

"Yang jelas dari 5 rekan-rekan yang gugur, mayoritas luka akibat senjata tajam di leher. Dan luka itu sangat dalam," jelas Iqbal kepada awak media, Rabu (9/5/2018).

Baca: Waduh! Keluarga Dilarang Buka Kain Kafan Briptu Wahyu, Korban Tewas Rusuh di Mako Brimob

Ada juga satu orang luka di kepala akibat tembakan. Juga ada luka di dada kanan.

"Mayoritas rekan-rekan kami yang gugur luka pada sekujur tubuh, paha, lengan, jari akibat senjata tajam," tambahnya.

Baca: Aturan Baru Kominfo, Satu NIK Bisa Daftar Banyak Nomor, Caranya Seperti Ini

Dalam rilis yang diterima awak media berbagai cara sadis dilakukan oleh para narapidana untuk menghabisi nyawa petugas kepolisian yang disandera.

"Semua luka yang sebabkan kematian dilakukan dari jarak dekat atau karena dalam kondisi korban tidak bisa melawan," demikian tulis rilis tersebut.

Kepala Divisi Humas Polri Setyo Wasisto melakukan pembaharuan data kepada awak media terkait kericuhan yang terjadi di Mako Brimob, Kelapa Dua, Kota Depok.

Baca: Mengaku Punya Ilmu Ini, Ustadz Ini Nekat Datangi Mako Brimob Ingin Jadi Negosiator dengan Teroris

Menurut keterangan Setyo Wasisto, saat ini polisi tidak dapat memasuki blok A,B,dan C karena telah dikuasai oleh narapidana.

“Polisi tidak bisa masuk ke dalam blok A, B, dan C karena narapidana memiliki senjata. Oleh karena itu mereka kita kasih handphone untuk berkomunikasi dan bernegosiasi,” ujar Setyo Wasisto.

Hingga berita ini diturunkan pihak kepolisian belum dapat memastikan permintaan baru dari narapidana dan tim negosiasi masih terus bekerja untuk membebaskan Briptu Iwan Sarjana yang disandera.

Menurut keterangan yang diberikan pihak kepolisian, rutan mako brimob terdiri dari 6 blok dan saat ini sebagain blok sudah dikuasai oleh narapidana bersenjata. (Yosia Margaretta)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved