Berita Nasional

Mbak Tutut Sebut Tukang Cukur Pak Harto Dipanggil saat Mangkal di Bawah Pohon Jl Agus Salim

Bahkan, akhir-akhir ini banyak orang yang membandingkan zaman Soeharto dengan rezim penguasa setelahnya hingga muncul jargon

Editor: Didik Triomarsidi
dokumen pribadi
Pak Yos, tukang cukur keliling, saat sedang mencukur rambut Pak Harto. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, JAKARTA - Meski sudah lebih dari 10 tahun alias satu dekade mantan Presiden RI Soeharto meninggal dunia, namanya tetap dikenang orang.

Bahkan, akhir-akhir ini banyak orang yang membandingkan zaman Soeharto dengan rezim penguasa setelahnya hingga muncul jargon "Liye Kabare? Enak Jamanku to?"

Terlepas dari perbandingan tersebut, Soeharto tetaplah seorang manusia biasa yang juga memiliki kebiasaan seperti orang lain.

Baca: Munding Aji Pelihara 10 Piton Raksasa, Salah Satunya Syahrini yang Ditawar Hingga 150 Juta

Kebiasaan mantan presiden RI yang dijuluki 'smiling general' itu dikisahkan oleh putri sulung Pak harto, Siti Hardiyanti Indra Rukmana alias Mbak Tutut melalui situs pribadinya.

Diceritakannya, sejak pindah tugas dari Bandung ke Jakarta atau sejak menjabat sebagai Panglima Komando Strategi Angkatan Darat (Kostrad), Soeharto memiliki seorang tukang cukur langganan yang akrab disapa Pak Yos.

"Pak Yos ini tukang cukur yang mangkal di bawah pohon di jalan H Agus Salim (dekat rumah Tutut Soeharto), dan juga berkeliling naik sepeda," ujar Tutut, Kamis (12/7/2018).

Baca: Kisah Driver Taksi Online: Awalnya Penumpangnya Sekarat Lalu Meninggal Dunia

Sampai Soeharto dilantik sebagai Presiden RI ke-2, beliau tetap memakai jasa tukang cukur langganannya itu.

Setiap kali akan memotong rambutnya, Soeharto memanggil Pak Yos untuk datang ke Rumah Cendana.

Walaupun banyak yang menyarankan agar Soeharto mengganti tukang cukurnya, smiling general tersebut tidak mempedulikan anjuran orang lain dan tetap setia dengan Pak Yos.

Baca: Pasti Seru! Final Piala Dunia 2018 Prancis Vs Kroasia, Ini Cara Nonton LIVE STREAMING Pakai Ponsel

"Katanya, masak presiden tukang cukurnya dari bawah pohon," kata Tutut menirukan anjuran itu.

Diungkapkannya, alasan Soeharto menolak anjuran untuk mengganti tukang cukur tersebut adalah karena Pak Yos sama seperti tukang cukurlainnya yang juga manusia dan warga negara Indonesia.

Menurut Tutut, Pak Yos sendiri kaget dan terharu karena masih dipanggil Soeharto walau sudah menjadi Presiden RI.

Bedanya, setelah Soeharto menjabat sebagai presiden, Pak Yos diminta memakai baju lengan panjang setiap memotong rambut sang presiden kala itu.

"Namun ajal tak dapat ditolak. Kalau tidak salah tahun 1977, Pak Yos meninggal dunia. Bapak merasa sangat kehilangan," tutur Tutut.

Seberapa pun kehilangan kita, yang namanya rambut tidak mau kompromi untuk tidak tumbuh. Begitu juga dengan rambut Soeharto.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved