Berita Kabupaten Banjar
Lima Sampai Tujuh Ton Ikan Mati, Kondisi Air Pengaruhi Keramba Jaring Apung
Ribuan ikan di Keramba jaring Apung (KJA) desa Awang Bangkal, Kecamatan Karang Intan mengalami kematian masal.
Penulis: Isti Rohayanti | Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA - Ribuan ikan di Keramba jaring Apung (KJA) desa Awang Bangkal, Kecamatan Karang Intan mengalami kematian masal.
Hal itu disebabkan kondisi air yang mulai surut dan ikan yang kian kekurangan oksigen.
Sebagaimana diungkapkan oleh penanggung Jawab Instalasi Pembesaran Ikan Awang Bangkal, Darsono, hampir lima sampai tujuh ton ikan yang mereka besarkan mati kekurangan oksigen.
Menurutnya kondisi air yang saat ini surut dan kurangnya arus membuat sejumlah ikan tidak bisa bertahan.
Baca: Penegasan BKN Soal Penerimaan dan Pendaftaran CPNS 2018, Ternyata Belum Tetapkan Jadwal Pasti
Syukur-syukur ikan yang dipelihara merupakan ikan yang mampu hidup di air surut, sebagaimana patin atau nila yang kematiannya tidak seberapa.
Apabila pembudidaya memelihara ikan bawal, menurutnya para pembudidaya akan mengalami kerugian karena kematian ikan tersebut.
Baca: Sebelum Pendaftaran CPNS 2018 di Akhir Juli, Ini Simulasi CAT BKN: Cara Daftar dan Soal Latihan CPNS
Terlebih kejadian itu telah berlangsung sejak Minggu (22/7/2018) sore.
Semakin KJA berada di hilir sungai, ia mengatakan semakin ada kemungkinan lebih besar ikan yang mati.
Karena semakin ke hilir, sungai semakin melebar dan artinya arus air pun hampir tidak ada.
Baca: Seleksi Penerimaan CPNS 2018, BKN Bahas Mekanisme, Ini Imbauan Kemenpan RB untuk Calon Pendaftar
Terlepas dari itu, ikan-ikan mati yang ada di KJA instalasi pembesaran ikan tersebut langsung dimakamkan oleh Darsono dan pekerja lainnya.
Tumpukan ikan di dalam lubang telah siap dibubuhi tanah.
Bahkan ratusan lalat terlihat mulai menggerumbungi ikan mati yang mulai membusuk tersebut.
(Banjarmasinpost.co.id/ Isti Rohayanti)