Mereka Bicara
Ketika Ampar-ampar Pisang Menggema di Gelora Bung Karno
Pesta olahraga terbesar ke-dua di dunia setelah Olimpiade yang kali ini mengambil tema Energy of Asia
Oleh: KARTIKA EKA HENDARWANTO SE, Blogger & Kompasianer
PERHELATAN pesta olahraga bangsa-bangsa Asia, Asian Games ke-18 yang diselenggarakan di Jakarta-Palembang telah memasuki paruh waktu ke-dua.
Pesta olahraga terbesar ke-dua di dunia setelah Olimpiade yang kali ini mengambil tema Energy of Asia ini,benar-benar menebarkan pesona Indonesia sebagai energi Asia yang sebenarnya!
Sampai hari ini, dahsyatnya suguhan Opening Ceremony yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Karno pada tanggal 18-8-2018 yang lalu, masih menjadi buah bibir baik di dalam maupun di luar negeri.
Upacara pembukaan yang mengambil tema Unity in Diversityyang tidak lain merupakan terjemahan dari Bhinneka Tunggal Ika itu, rupanya sukses mencuri perhatian khalayak tidak hanya di dalam negeri saja, tapi juga masyarakat dunia internasional.
Menurut INASGOC (Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committee), panitia lokal Asian Games2018, total broadcast dan media asing yang terdaftar di panitia untuk meliput Asian Gamestermasuk pada malam Opening Ceremony adalah sekitar 11.000 orang.
Mereka berasal dari berbagai media dan broadcaster mainstream yang tersebar di seluruh dunia, seperti BeIn Sport, FOX, Reuters, CNN, Straight Times dll. Merekalah yang menyebarkan berita dahsyatnya kemegahan Opening Ceremony Asian Games2018 ke seluruh pelosok dunia.
Selain itu, data sahih yang secara resmi dirilis oleh Twitter Indonesia menyebutkan, tercatat ada satu juta tweet yang menyertakan tagar #OpeningCeremonyAsianGames2018 dalam tempo kurang dari satu hari saja, sekaligus menjadikan tagar tersebut sebagai trending topic dunia.
Selain itu, Twitter Indonesia juga merilis peta sebaran percakapan di Twitter terkait acara pembukaan Asian Games 2018 yang ternyata tidak hanya di seputar Indonesia dan Benua Asia saja, tapi juga menyebar sampai ke pelosok berbagai negara di benua Australia, Eropa, Amerika dan Afrika.
Fakta-fakta diatas “hanya” sebagian kecil dari fakta riil di lapangan. Bahkan dari media sosial, sample data hanya diambil dari Twitter saja, belum merambah ke media sosial mainstream lainnya seperti Facebook, Instagram, You Tube, G+, LINE dan yang lainnya.
Setidaknya, dari data diatas kita bisa melihat “tanda-tanda awal” dari keberhasilan Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018, sekaligus menahbiskan target kesuksesan sebagai penyelenggara.
Memang tidak bisa dipungkiri, kemegahan artistik Opening Ceremony yang diramu dari eksotika berbagai produk budaya tradisional khas Indonesia yang dikemas secara cerdas dan berkelas internasional oleh anak-anak bangsa yang tercatat sebagai profesional di bidangnya masing-masing ini membuat Opening Ceremony tampak lebih “berwarna” dan hebatnya mampu merubah sebuah tradisi dalam sebuah acara Opening Ceremony gelaran pesta olahraga akbar.
Jika biasanya, defile atlit dan official dari semua negara peserta yang menjadi daya tarik utama sebuah opening ceremony, khusus di Asian Games ke-18 ini beda! Di sini, daya tarik utama bergeser pada penampilan atraktif ribuan penari yang menampilkan atraksi kolosal yang diiringi berbagai lagu daerah secara medley yang dipadu dengan tata panggung serta atraksi kembang api (flare) yang semakin membuat suasana semakin meriah dan full artistik.
Segmen inilah yang diyakini banyak pihak menjadi “kunci” pembuka dari kemegahan Opening Ceremony Asian Games 2018, Jakarta-Palembang.
Tema Opening Ceremony : Unity in Diversity dan tema Asian Games : Energy of Asia, benar-benar diterjemahkan secara brilian di atas panggung raksasa di dalam Stadion Gelora Bung Karno, selama hampir tiga jam.
