Yayasan Adaro Bangun Negeri
Final PEPC Gandeng Ridho Slank Kampanyekan Gerakan Anti Narkoba
Final Peer Educator Project Competition (PEPC) digelar sebagai acara puncak program penanggulangan narkoba
Penulis: Dony Usman | Editor: Didik Triomarsidi
BANJARMASINPOST.CO.ID, TANJUNG - Apa sih keuntungan memakai narkoba itu? Pernah dengar sebuah kisah yang menceritakan kesuksesan seseorang karena mengonsumsi obat-obatan terlarang? Atau kisah seorang publik figure yang terkenal karena gaya hidup nakal yang kerap keluar masuk rehabilitasi karena penggunaan narkoba? Jawabannya TIDAK, narkoba menjadi awal terjerumusnya seseorang dalam penyesalan hidup dan muara kegagalan.
Meski demikian tidak dapat dipungkiri, nakoba selalu bisa memperdaya kalangan remaja yang tidak cukup hati-hati dalam mengambil keputusan. Remaja terpedaya akan rasa penasaran dan orientasi predikat keren yang salah kaprah hingga akhirnya membuat remaja terjerumus dalam jerat narkoba.
Fakta memilukan juga dikeluarkan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) pada tahun 2016 yang menyebutkan bahwa 27.32% dari pelaku penyalahgunaan narkoba mayoritasnya dari kalangan remaja.
Sedang di Kalimantan Selatan sendiri pernah tercatat 55.598 orang pernah kecanduan narkoba di tahun 2015, dan di Kabupaten Tabalong tahun jumlah kasus penyalahgunaan narkoba di sebanyak 66 kasus di tahun yang sama.
Menjawab permasalahan yang tengah dihadapi kalangan remaja, Yayasan Adaro Bangun Negeri (YABN) menginisiasi penyelenggaraan pencegahan narkoba di kalangan remaja dengan melibatkan remaja sendiri sebagai agennya.
Final Peer Educator Project Competition (PEPC) digelar sebagai acara puncak program penanggulangan narkoba di kalangan remaja dengan metode kompetisi.
Setelah sebelumnya peserta mengirimkan project anti narkobanya dan mendapat pelatihan pendidik sebaya, finalis PEPC berkesempatan mempresentasikan hasil sosialisasi pencegahan anti narkobanya dalam acara puncak.
Final PEPC dilaksanakan di gedung olahraga Kabupaten Tabalong pada senin dan selasa (24-25/9/2018), dengan tema Be Creative, Stop Drugs and End HIV AIDS ratusan peserta dari sejumlah sekolah yang berasal dari 3 kabupaten hadir menyemangati rekan satu sekolahnya saat presentasi di hadapan juri.
Riuh sorak sorai peserta semakin meriah saat Ridho Slank muncul sebagai tamu undangan khusus dipanggung acara. Lagu Ku Tak Bisa menjadi pembuka penampilan Ridho kala menyapa peserta kegiatan yang hadir.
Ridho kemudian berbagi pengalamannya saat dahulu hampir menjadi seorang pemakai narkoba. Di panggung acara ia mengisahkan pengalaman pahitnya akibat coba-coba narkoba.
Dulu kenangnya, dia pernah hampir kehilangan nyawa akibat over dosis. Sejak saat itu hingga hari ini dia tak mau lagi menyentuh barang haram tersebut.
"Sebagian anak muda mungkin berpikir akan terlihat keren menggunakan narkoba, namun pada kenyataannya ia akan kehilangan masa depannya, cita-cita, dan orang-orang yang dicintainya karena kesenangan sesaat," ungkap Ridho.
Kini Ridho pun tak bosan untuk mengingatkan para Slankers untuk tak mengkonsumsi narkoba.
"Kalian harus punya kesibukan, keyakinan, dan kemauan. Narkoba bukan solusi kalau dianggap salah satu penyelesaian suatu masalah atau meningkatkan kreatifitas. Emang manusia kreatif yah kreatif aja tanpa narkoba," tambahnya.
Selain penjurian bagi peserta kompetisi proyek, pada final PEPC 2018 diselenggarakan pula serangkaian lomba lain yang tujuannya juga mengajak pelajar menjauhi obat-obatan terlarang dan perilaku berpotensi tertular HIV/AIDS.
