Berita Kabupaten Banjar

Petani Karet Menjerit, Produksi Rubber Sheet PTPN XIII Turun

Tak cuma kalangan petani karet yang menjerit, bahkan kalangan perusahaan perkebunan karet pun juga goyah karenanya.

Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Didik Triomarsidi
Istimewa
Inilah penampakan rubber sheet, produksi Kebun Danausalak PTPN XIII. Produk kualitas ekspor ini terus menurun menyusul lesunya pasar karet dunia. 

BANJARMASINOOST.CO.ID, MARTAPURA - Lesunya pasar dunia pada sektor komoditas karet memunculkan dampak yang cukup kompleks.

Tak cuma kalangan petani karet yang menjerit, bahkan kalangan perusahaan perkebunan karet pun juga goyah karenanya.

PT Perkebunan Nusantara XIII yang mewilayahi Kaimantan, misalnya. Badan usaha milik negara ini saat ini juga menurun produksi rubber sheet-nya.

Baca: Tes dan Penilaian SKD Versi BKN Pada Pendaftaran CPNS 2018 via sscn.bkn.go.id

"Tahun ini cuma lima ton per hari produksi rubber sheet kami. Tahun lalu masih mencapai 10 ton," ucap Manager Kebun Danausalak PTPN XIII Hikmat Gunadi, Kamis (18/10/2018).

Produksi rubber sheet tersebut selama ini dikirim ke kantor induk PTPN XIII di Pontianak, Kalimantan Barat. Selanjutnya diekspor ke sejumlah negara.

Baca: Live Streaming RCTI & Jadwal Timnas U-19 Indonesia vs Taiwan Piala Asia U-19 2018 Malam Ini

Hikmat mengatakan bisnis karet memang sedang lesu saat ini. Kondisi ini telah berlangsung sejak beberapa tahun terakhir dan cukup berimbas terhadap keuangan perusahaan.

Itu sebabnya sesuai hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) beberapa waktu lalu diputuskan untuk melakukan konversi komoditas dari karet ke kelapa sawit. Di area Kebun Danausalak konversi mulai direalisasikan tahun ini (2018).

Baca: Jelang MotoGP Motegi 2018 - Maverick Vinales Merasa Diperlakukan Berbeda oleh Timnya

"Program konversi itu kami lakukan secara bertahap mulai 2018 dan ditargetkan selesai hingga tahun 2023 mendatang," sebut Hikmat.

Luasan area Kebun Danausalak, Kabupaten Banjar yakni 10.227 hektare. Selama ini seluruh luasan kebun ditanami tanaman karet. Usia tanaman karet yang ada pun telah cukup tua, penanaman tahun 1998 silam.

"Jadi, memang sudah waktunya dilakukan peremajaan karena sudah kurang produktif lagi. Cuma karena pangsa pasar karet terus lesu, keputusan manajemen pusat langkah yang diambil bukan peremajaan tapi konversi komoditas," jelas Hikmat.

(www.banjarmasinpost.co.id/roy)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved