Fakta Unik Kerbau Rawa dari HSU
Meski Berbaur dengan yang Lain, Peternak Bisa Kenali Kerbau Rawa Miliknya dengan Cara Ini, Gampang!
agi orang awam yang melihat kerbau rawa di Kecamatan Paminggir, Hulu Sungai Utara (HSU), Kalsel, tentu sangat bingung
Penulis: Dony Usman | Editor: Didik Triomarsidi
BANJARMASINPOST.CO.ID, AMUNTAI - Bagi orang awam yang melihat kerbau rawa di Kecamatan Paminggir, Hulu Sungai Utara (HSU), Kalsel, tentu sangat bingung bagaimana cara membedakan kerbau yang satu dengan yang lainnya.
Terlebih jumlah kerbau rawa saat ini ada ribuan ekor, dengan lokasi pengembalaan yang berada masih dalam satu wilayah hamparan rawa.
Tapi bagi si pemilik atau pengembala, ternyata ada cara gampang untuk bisa mengenali kerbau rawa miliknya.
Sehingga walaupun saat mencari makan, kerbau rawa dilepaskan dari kalang (kandang), tetap tidak akan tertukar dengan kerbau lain yang juga dilepas pemiliknya.
Baca: Raffi Ahmad Terpuruk Denny Cagur Pun Bantu Miliaran Rupiah, Terungkap Peran Alm Olga Syahputra
"Ada ciri khusus yang jadi tanda kalau kerbau itu milik siapa," kata seorang pemelihara kerbau rawa, Fahrudin, warga Desa Tampakang, kecamatan Paminggir, HSU, Kalsel.
Baca: Badan Besar Tapi Jago Berenang dan Menyelam, Malahan Kerbau Rawa HSU Disebut-sebut Seperti Amfibi

Menurutnya, ciri itu ada di daun telinga kerbau yang dibuat sejak kerbau baru berumur 1/2 atau 1 bulan.
Daun telinga sengaja dibentuk dengan diturih atau semacam diiris agar bisa menjadi ciri permanen sampai dewasa.
"Bentuk cirinya ada yang disebut belah pucuk, sapit hudang, tali layar, bapijit dan lainnya," kata Udin panggilannya sehari-hari.
Ciri yang ada itu juga menjadi semacam hak paten dari setiap pemilik, sehingga terus berlanjut turun temurun. (banjarmasinpost.co.id/dony usman)