Cetak
Para Sipir Cantik Acap Terima Curhat Warga Binaan Lapas Kelas III Banjarbaru
Para Sipir Cantik Acap Terima Curhat Warga Binaan Lapas Kelas III Banjarbaru
BANJARMASINPOST.CO.ID - Para Sipir Cantik Acap Terima Curhat Warga Binaan Lapas Kelas III Banjarbaru
Berada di tengah lingkungan yang berisi 1.600 orang bermasalah dengan hukum, jelas bukan perkara gampang.
Tapi inilah yang sekarang dijalani Inggit Fitria Yolasari Rohmah atau akrab disapa Yola bersama 10 sipir perempuan lain. Alumni SMA 1 Pelaihari ini sudah satu tahun lebih mengabdi di Lapas Kelas III Banjarbaru.
Sejak 2015, Lapas Kelas III Banjarbaru di Jalan Mistar Cokrokusumo, Sungai Tiung, Cempaka, mulai beroperasi. Empat tahun berlalu, jumlah petugas dirasa masih belum ideal, tak sebanding dengan jumlah warga binaan.
Idealnya lapas dijaga 500 petugas, namun yang ada saat ini hanya 118 orang, termasuk 11 orang diantaranya merupakan sipir perempuan.
Sebagai sipir tak hanya menjaga 59 napi perempuan, mereka tetap harus melayani pengunjung atau masyarakat yang datang menjenguk ke lapas.
Belum lagi tugas utama, sebagaimana Yola yang menangani admisi dan orientasi. Urusannya data melakukan register napi yang keluar dan masuk lapas. Juga menghitung kapan seorang napi bebas dan vonis, ini tak boleh keliru karena menyangkut hak seorang napi selama menjalani masa tahanan.
Kisah hampir sama dialami Desy dan Lintang, yang ibarat menjadi kembang harum di balik ketatnya penjara. Pemilik nama lengkap Desy Nuraliza Rizky, dari Pelaihari, Tanahlaut dan Lintang Retty Dewi, berasal dari Pelambuan Banjarmasin mengaku sebagaimana perempuan usia muda pada umumnya tentu punya kebiasaan bersolek.
Lalu bagaimana ketika bertugas di penjara? Keduanya menjawab pilih kosmetik yang simpel. "Cukup bedak tipis dan lipstik saja ketika tugas. Nah saat luar jam dinas tentu suka perawatan,” ucap Desy senada dengan Lintang.
Muda, single dan cantik tentunya jadi pusat perhatian saat mereka bertugas. Sapaan yang bernada menggoda pun diakui sempat terlontar dari sesama rekan sipir lelaki, namun mereka sambut dengan ramah dan senyuman. Pun dengan para napi yang bekerja sebagai tamping.
Tapi itu semua mereka anggap sebagai bagian dari tugas yang harus dihadapi, dan napi pun biasanya segan ketika mereka hadapi dengan senyum. Apalagi di depan napi, walau secara status mereka masih muda usia dan belum menikah, mereka dipanggil dengan panggilan ibu.
Begitu pula saat mereka bertugas jaga, meski hanya seorang diri bertugas malam di blok perempuan, napi tetap segan dengan mereka.
Selain mereka, Ain bernama lengkap Hurul Ain juga bertugas di Kamtib dan sebagai Wali Blok Melati Lapas Banjarbaru. Ain sudah satu tahun lebih mengabdi sebagai sipir. Dia juga berstatus belum menikah, masih single namun sudah punya sikap penyabar khususnya dalam menjalani profesi.
"Dengarkan keluh kesah warga binaan, ya keluhan ada yang sakit, sampai keluhan keran air rusak. Itu harus segera dicek dan cari solusinya, kita kontrol segera ke blok tiap hari. Biasanya warga binaan ngeluh sakit kepala atau panas kemudian laporan kita teruskan ke bagian pembinaan," kata warga Handil bakti Banjarmasin ini.
Desy, Yola, Ain, dan Lintang sosok muda dari sekian banyak sipir perempuan di Lapas Banjarbaru.
