Jemaah Shalat Jumat Ditembaki
Pembunuh 49 Muslim, Brenton Tarrant Klaim Berhak Dapat Nobel Perdamaian Seperti Nelson Mandela
Brenton Tarrant melakukan tindakan terorisme dengan melakukan penembakan di salah satu masjid di Selandia Baru.
BANJARMASINPOST.CO.ID - Tindakan terorisme yang dilakukan oleh Brenton Tarrant di Selandia Baru menggemparkan dunia, apalagi setelah manifestonya terungkap dengan menyebutkan nama Nelson Mandela dan membicarakan Nobel perdamaian.
Brenton Tarrant melakukan tindakan terorisme dengan melakukan penembakan di salah satu masjid di Selandia Baru.
Tindakan terorisme yang dilakukan oleh Brenton Tarrant ini dilakukan saat warga muslim di CristChurch, Selandia Baru melakukan ibadah Jumat.
Brenton Tarrant melakukan serangan teror di Masjid Al Noor dan Masjid Linwood yang berjarak lima kilometer, serta membunuh 49 orang.
Setidaknya satu orang anak dilaporkan tewas dalam penembakan ketika shalat Jumat, dengan puluhan jemaah lain belum diketahui keberadaannya.
Baca: Polisi Tangkap Pelaku Penggelapan Mobil Rental, Pengusaha Kalteng Resah Banyak Belum Terungkap
Baca: Gisella Anastasia Marahi Gempita dan Minta Putri Gading Marten Ganti Barang dengan Uang Endorse
Baca: Link Live Streaming Swiss Open 2019, Ganda Indonesia di Final Fajar/Rian dan Rinov/Pitha Siap Tempur
Saat menjalankan aksinya, Brenton Tarrant juga melakukan siaran live di Facebook.
Terlihat dalam rekaman live yang dilakukannya lewat Facebook, terlihat potongan gambar yang menunjukkan penampakan senjata yang digunakannya.
Selain tindakan brutalnya yang menjadi perhatian adalah senjata yang ia gunakan.
Senjata ini bertuliskan nama-nama teroris dan pemberontak kelas dunia.
Setidaknya ada lima nama terkenal yang ia tulis di badan senjatanya.
Bukan hanya itu, manifesto yang ditulis oleh Brenton Tarrant juga menjadi perhatian publik.
Dalam manifestonya, Brenton Tarrant menyatakan aksinya tersebut adalah wujud pembelaan kaum kulit putih dari ‘penjajah’.
Dalam bagian setebal 17 halaman, Tarrant mewawancarai dirinya sendiri dengan mengungkapkan keyakinannya bahwa dia seorang rasis.
Dia juga menyamakan dirinya dengan pejuang apartheid sekaligus mendiang Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela, dan mengklaim berhak dapat Nobel Perdamaian.
Brenton Tarrant menyatakan merupakan pendukung Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sebagai simbol identitas kulit putih yang baru, namun menolak kebijakannya.
Brenton Tarrant pun sudah menjalani sidang perdananya pada Sabtu (16/3/2019).(*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banjarmasin/foto/bank/originals/brenton-tarrant-pria-biadab-yang-melakukan-aksi.jpg)