Berita Nasional

Kembangkan Aplikasi Sampah Link, Begini Cara Moses Mayer Sejahterakan Pemulung

Kecerdasan Moses Mayer tengah menjadi perbincangan hangat publik tanah air. Ia pun meraih beragam penghargaan kelas dunia.

Editor: Hari Widodo
TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO
Moses Mayer 

BANJARMASINPOST.CO.ID, JAKARTA - Kecerdasan Moses Mayer tengah menjadi perbincangan hangat publik tanah air.

Pelajar Jakarta Intercultural School ini telah meraih berbagai penghargaan kelas dunia sekaligus mengharumkan Indonesia dalam sejumlah kompetisi bergengsi di bidang bahasa, matematika, sains, robotika, informatika dan komputasi.

Dengan kecerdasanya pula, Moses juga mengembangkan SampahLink, sebuah aplikasi smartphone untuk pengelolaan sampah.

Melalui aplikasi ini, ia melakukan sejumlah kegiatan peningkatan kesejahteraan para pemulung, seperti memberikan bantuan microfinance untuk pengadaan alat dan pendidikan para pemulung serta komunitasnya.

Baca: Siaran Langsung [Live Streaming] Debat Terakhir Pilpres 2019, Lagi Paslon 01 vs 02 Live Kompas TV

Baca: Campur Tangan Nikita Mirzani Buat Kriss Hatta di Penjara, Eks Hilda Vitria Tantang Sahabat Billy

Baca: Peserta Master Chef Indonesia 2019 Asal Banjarbaru Ini Masuk 11 Besar, Aksinya Tayang di RCTI

Baca: Juventus Istirahatkan Pemain Inti Saat Kunci Gelar Scudetto

Matematika ternyata juga mengantarkan Moses untuk mengembangkan minatnya terhadap solusi masalah kebersihan di kota besar.

Dalam research paper berjudul On the Game-Theoritics Model of Indonesia’s Pollution State, Moses menggunakan salah satu teori matematika, game theory, untuk membuat rumus matematika dalam mengatasi problem sampah.

Penelitian itu ia kembangkan saat melakukan riset matematika di bawah mentor Carl Yerger dari Davidson College di Amerika Serikat. Inilah awal dari munculnya ide SampahLink.

“Saya sering melihat pemulung sedang mengorek tempat sampah di pinggir jaan untuk mencari sampah kering yang bisa mereka jual untuk daur ulang. Padahal banyak pihak (terutama rumah tangga) yang memiliki sampah kering justru bingung dalam mengelola sampah tersebut," kata Moses.

Dari sinilah muncul ide SampahLink yang menghubungkan para pemulung dengan pemilik sampah kering melalui aplikasi berbasis smartphone sehingga kedua pihak menjadi saling diuntungkan, serta dapat meningkatkan kesejahteraan para pemulung.

Melalui SampahLink, Moses juga membantu mengurangi tingkat polusi, meningkatkan kesadaran daur ulang sampah kering serta menciptakan tingkat kehidupan serta masa depan yang lebih baik bagi para pemulung – kelompok masyarakat ekonomi lemah yang sering terlupakan.

Di masa depan, Moses ingin meniti awal kariernya di luar negeri untuk mencari pengalaman dan menembus jaringan internasional.

“Saya berharap, saya dapat membawa jaringan-jaringan ini agar dapat berguna untuk perkembangan perekonomian Indonesia. Dan tentu saja, saya akan menggunakan ilmu dan ketrampilan data science, matematika dan computer science saya untuk membantu mengatasi permasalahan di Indonesia,” ujarnya.

Dan mimpi besarnya adalah menjadi social entrepreneur yang sukses di negeri ini.

 “Dengan menjadi social entrepreneur, saya ingin berperan dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia,” tambah Moses dengan yakin.

Kini ia sedang mempersiapkan diri untuk memasuki jenjang universitas. Yang membanggakan, Moses telah menerima tawaran untuk kuliah di kampus-kampus top kelas dunia.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved