Ramadhan 1440 H
Meraih Malam Seribu Bulan di Ramadhan 1440 H, Pintu-pintu Langit Dibuka Pada Malam Lailatul Qadar
M Misran Darmy SThI, Mubaliq, menjelaskan, pintu-pintu langit dibuka pada malam Lailatul Qadar.
Penulis: Salmah | Editor: Didik Triomarsidi
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - “Adalah Nabi Muhammad SAW lebih bersemangat dalam beribadah pada sepuluh hari yang terakhir dengan ibadah yang belum pernah dikerjakan dengan sangat sungguh-sungguh di bulan lain, beliau menkhususkan sepuluh hari yang terakhir dari bulan Ramadhan dengan amal perbuatan ibadah yang tidak dikerjakan pada bulan yang lain.” (HR Muslim).
M Misran Darmy SThI, Mubaliq, menjelaskan, pintu-pintu langit dibuka pada malam Lailatul Qadar.
Apabila ada hamba yang mengerjakan shalat pada malam itu, maka dari tiap-tiap takbirnya Allah akan menumbuhkan satu pohon di surga.
Dari setiap rakaat shalatnya, Allah akan membangunkan istana di surga yang terbuat dari mutiara, batu permata merah, batu permata hijau dan berlian.
Dari setiap bacaan yang dibacanya dalam shalat akan diberikan mahkota di surga. Dan dengan tiap-tiap duduknya, maka akan diangkat derajatnya di surga. Dan dari tiap-tiap salamnya akan diberikan perhiasan gemerlap disurga (Zubdatul Wa’idzin).
Baca: Bacaan Niat Itikaf Adab dan Tata Cara Raih Malam Lailatul Qadar di Ramadhan 1440 H
Baca: Tanda Alam Malam Lailatul Qadar Selain Malam Ganjil di 10 Hari Terakhir Ramadhan 1440 H
Baca: Fase Ke-3 Ramadhan 1440 H, Begini Tips Bertemu Malam Lailatul Qadar di 10 Hari Terakhir, Ini Doanya
Baca: Menanti Lailatul Qadar? Perhatikan 5 Tanda Alam Ini, Ini Penjelasan Quraish Shihab dan Ustaz Somad
Baca: Anjuran 5 Salat Sunnah di Malam Lailatul Qadar Tepat 10 Hari Terakhir Ramadhan 1440 H
Disebutkan dalam sebuah hadits; “adalah Rasulullah SAW, beri`tikaf pada sepuluh hari yang terakhir dari bulan Ramadhan sehingga wafat. Kemudian istrinya beri`tikaf setelah beliau meninggal dunia” (HR Bukhari dan Muslim).
Dalam hadits lain disebutkan, “Barang siapa yang beri`tikaf pada malam Lailatul Qadar dengan keimanan dan semata-mata hanya mengharap keridhaan Allah, maka akan diampuni segala dosanya, baik yang telah lalu maupun yang akan datang” (HR Ad-Dailami).
"Para sahabat termasuk para ulama banyak berbeda pendapat tentang kapan terjadinya malam Lailatul-Qadar," ungkap Misran.
Namun sebagai gambaran umum dapat diambil dari hadits; Rasulullah SAW bersabda: “carilah Lailatul Qadar pada malam sepuluh hari yang terakhir, karena sesungguhnya malam Lailatul Qadar jatuh pada malam yang ganjil, malam dua puluh satu, dua puluh tiga, dua puluh lima, dua puluh tujuh, dua puluh sembilan, atau pada akhir malam bulan ramadhan. Maka barang siapa yang mengisi malam tersebut dengan beberapa ibadah dengan disertai keimanan dan bertujuan mencari ridha Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang” (HR Ath-Thabrani).
Ada banyak sekali ciri-ciri atau tanda-tanda khusus malam Lailatul Qadar, yang setiap orang menjumpainya dengan ciri-ciri dan keajaiban yang berbeda-beda.
Namun berdasarkan hadis Nabi SAW, ada beberapa ciri atau tanda-tanda yang bersifat umum dari malam Lailatul Qadar.
Rasulullah SAW bersabda; “Lailatul Qadar adalah malam yang terang benderang, tidak seberapa panas, tidak seberapa dingin, tidak ada awan, tidak ada hujan, tidak berangin kencang, tidak ada bintang yang dilemparkan (meteor). Sebagian tandanya adalah pada siang harinya matahari tidak bersinar terang” (HR Ath-Thabrani).
(banjarmasinpost.co.id/salmah saurin)