Menikmati Wisata Pantai Ujung Pandaran

Pengunjung Berwisata Sambil Berjiarah ke Kuburan saat Menikmati Wisata Pantai Ujung Pandaran

Tidak semua warga Kalimantan Tengah yang datang ke Pantai Ujung Pandaran Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur

Penulis: Fathurahman | Editor: Didik Triomarsidi
Banjarmasinpost.co.id/Faturahman
Makam Keramat di Pantai Ujung Pandaran Sampit, Kotim, Kalteng. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, SAMPIT - Tidak semua warga Kalimantan Tengah yang datang ke Pantai Ujung Pandaran Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, untuk berwisata menikmati suasana pantai.

Banyak juga warga yang datang ke lokasi tersebut dengan tujuan lain, diantaranya adalah melakukan ziarah makam keramat yang ada di ujung pantai tersebut.

Makam yang berbentuk semacam kubah tersebut dipercaya sebagai makam seorang pemuka agama islam yang terdampar di lokasi tersebut sehingga banyak warga yang datang untuk berziarah.

Adanya makam tersebut, menambah banyak pengunjung yang datang ke pantai tersebut dengan tujuan ziarah kubur, bahkan warga yang datang bukan hanya dari Kalteng, tapi juga dari Kalsel dan Kalbar.

Baca: Takut Berlayar, Perahu Nelayan Berjejer di Atas Pasir Pantai, Jadi Pemandangan Paling Unik

Baca: Ada Jalan Berlubang Ternyata Mengganggu Pengendara Menuju Pantai Ujung Pandaran

Baca: Pantai Ujung Pandaran Wisata Andalan Kotim, Diserbu Warga di Lebaran Kedua, Ini Daya Tariknya

Makam Keramat di Pantai Ujung Pandaran Sampit, Kotim, Kalteng.
Makam Keramat di Pantai Ujung Pandaran Sampit, Kotim, Kalteng. (Banjarmasinpost.co.id/Faturahman)

Bahriansyah, penjaga makam, setiap hari ada saja warga yang datang untuk berziarah di makam tersebut, yang datang dari berbagai tempat dan dari betbagai pulau untuk melihat makam tersebut.

Makam ulama tersebut bernama Al-Alimul Allamaah Syeh H Abdul Hamid bin Al'Alimul Allaamah Mufti Syeh Haji Muhammad As'ad. Ia adalah buyut Datu Kalampayan yang membawa agama Islam di pulau tersebut.

Warga Ujung Pandaran meyakini umur makam tersebut diperkirakan sudah ratusan tahun."Makam ini dikenal warga sini dulunya bisa berpindah tempat," ujar Bahriansyah.

(banjarmasinpost.co.id/faturahman)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved