Berita Banjar

Kalah Bersaing dengan Sekolah Agama, Begini Nasib SDN Tunggul Irang Ulu

Jumlah siswa di SDN Tunggul Irang Ulu setiap tahun terus berkurang. Itu dikarenakan sekolah mereka kalah dengan sekolah berbasis keagamaan

Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Hari Widodo
banjarmasinpost.co.id/idda royani
SEMANGAT - Murid kelas III SDN Tunggul Irang Ulu semangat belajar, Kamis (18/07/2019) siang. Sejak beberapa tahun terakhir sekolah negeri ini kalah pamor dengan lembaga pendidikan keagamaan setempat. . 

BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA - Kuatnya nilai religius dalam detak napas kehidupan warga di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel), menjadi tantangan tersendiri bagi dunia pendidikan formal setempat. Sejumlah sekolah, terutama jenjang sekolah dasar (SD) di bawah binaan dinas pendidikan kian sepi peminat.

Kondisi seperti itu setidaknya terjadi di SDN Tunggul Irang Ulu yang berada di Desa Tunggulirang Ulu, Kecamatan Martapura. Bahkan pada penerimaan siswa baru tahun ajaran 2019 saat ini cuma dapat enam orang murid baru. Total jumlah murid 42 orang.

Rincian murid di sekolah tersebut yakni kelas satu enam orang, kelas 2 delapan orang, kelas 3 lima orang, kelas 4 enam orang, kelas 5 sebelas orang, dam kelas 6 enam orang. Itu pun ada tiga orang murid yang hingga sekarang tak kunjung masuk meski kegiatan belajar-mengajar telah dimulai sejak awal pekan lalu pascalibur kenaikan kelas.

"Dua orang murid kelas empat belum ada konfirmasi dari orangtuanya, apakah pindah ataukah berhenti. Lalu, ada satu murid kelas lima yang juga belum terkonfirmasi, juga tak kunjung turun sekolah," ucap Kepala SDN Tunggul Irang Ulu Hj Noor Aida, Kamis (18/07/2019).

Baca: Dukung Terminal Gambut Barakat, Dishub Teruskan Armada Banjarbaru ke Gambut

Baca: Kabarnya Berdamai, Salmafina Sunan Malah Tertawakan Sunan Kalijaga, Eks Mertua Taqy Malik Ternyata?

Baca: BERLANGSUNG! Live Streaming Persela vs Bali United di Indosiar Liga 1 2019, Ini Susunan Pemain

Baca: Jelang Bogor FC Sulut United vs Martapura FC, Isnan Ali : Puncak Klasmen Bukan Target

Ia menuturkan minimnya jumlah murid di sekolahnya dikarenakan kalah bersaing dengan pondok pesantren dan lembaga pendidikan swasta berbasis keagamaan.

Berjarak sekitar 100 meter dari SDN Tunggul Irang Ulu ada lembaga pendidikan swasta berbasis keagamaan ternama yang jumlah anak didiknya mencapai 400-an orang.

Selain itu juga ada beberapa sekolah dasar negeri lainnya yang jaraknya tak terlalu jauh.

"SDN Bincaumuara misalnya, jaraknya dengan sekolah kami cuma 200 meter. Jadi, warga di sini memang punya banyak pilihan untuk menyekolah anak-anaknya," tandas Noor Aida.

Pihaknya tak bisa berbuat banyak atas kondisi itu. Pasalnya, masyarakat memiliki kebebasan untuk menyekolahkan anak-anak mereka ke lembaga pendidikan yang diingnkan.

Termasuk ketika sebagian orangtua memindahkan anak mereka ke lembaga pendidikan agama.

Selain banyaknya pilihan lembaga pendidikan di Desa Tunggul Irang Ulu, Noor Aida mengatakan kondisi sosial kultur masyarakat setempat turut menjadi penyebab.

Contohnya ketika sang anak telah bisa membaca dan menulis saat duduk kelas tiga, sebagian orangtua kemudian memindahkan ke lembaga pendidikan agama.

Sebagian besar profesi warga setempat umumnya juga hanya buruh yang berpenghasilan tak seberapa seperti buruh kupas bulu ayam potong.

Kondisi kadang berdampak terhadap pendidikan sang anak yang kemudian terhenti di tengah jalan akibat kesibukan orangtua dan atau ketiadaan biaya.

Meski begitu, Noor Aida mengatakan sekolahnya berani bersaing dalam hal kualitas. "Walau murid kami sedikit, tapi semangat belajar cukup tinggi.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved