Soal Ketidakberesan Anggaran Unlam
Ruslan Jamin Audit Beres
Akhirnya, permasalahan ketidakberesan anggaran di Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) terkait audit
Bahkan, Rektor Unlam HM Ruslan menegaskan, permasalahan itu sudah 100 persen terselesaikan. Sebelumnya, Pembantu Rektor (PR) II Jumadi mengatakan masih ada 10 persen laporan anggaran yang belum diselesaikan. Masih menurut Jumadi, penyebabnya adalah kelambanan sejumlah fakultas melaporkan penggunaan dana titipan yang disimpan di rekening fakultas.
Ditegaskan Ruslan kepada koran ini di Banjarmasin, Jumat (7/9), untuk kelambanan pelaporan fakultas itu Itjen Kemendikbud meminta pengelola fakultas yang belum menyerahkan laporan ke rektorat, membikin surat pernyataan segera menyelesaikannya.
Sedangkan mengenai perbedaan versi antara BPK dan rekanan Unlam tentang perhitungan dana kelebihan bayar yang harus disetor ke kas negara, disepakati rekanan harus tetap mengembalikannya. Akan tetapi, caranya bisa diangsur dalam tenggat waktu yang telah disepakati.
"Berita-berita BPost (tentang audit BPK terhadap Unlam) bagus. Sudah berimbang. Kami terus giat melakukan penyelesaian terhadap temuan BPK itu. Bahkan tim Itjen Kemendikbud juga datang ke Unlam untuk ikut menangani. Kini yang 10 persen itu pun sudah terselesaikan. Laporannya akan dibawa tim Itjen ke Jakarta, besok (hari ini)," tegas Ruslan.
Sebagaimana diwartakan, melalui Laporan Hasil Penelaahan (LHP) Nomor 29/HP/XIX/12/2011 Tanggal 30 Desember 2011, BPK menyatakan berdasar hasil audit terhadap budget 2008, 2009 dan 2010 di 16 universitas dan tiga direktorat di Kemendikbud, terungkap dugaan penyimpangan yang berpotensi merugikan negara. Ketidakberesan tata kelola anggaran itu terkait pengadaan barang jasa, PNBP (penerimaan negara bukan pajak) dan pengelolaan rekening.
Hasil audit mendapat perhatian khusus BAKN (Badan Akuntabilitas Keuangan Negara) DPR. Ada tiga masalah utama yang disoroti BAKN dari hasil audit BPK. Yakni, pagu anggaran bukan dari usulan Kemendikbud, penggunaan anggaran untuk kegiatan berbeda dengan peruntukan serta penggunaan PNBP yang tidak sesuai Keputusan Presiden (Keppres).
Ada pula dugan kejanggalan dalam perencanaan pengadaan barang dan jasa, antara lain perencanaan yang tidak merujuk kebutuhan, penyusunan HPS (harga perkiraan sendiri) yang bersifat proforma dan berindikasi kemahalan, serta melanggar Keppres Nomor 80 Tahun 2003.
Selain itu juga ada praktik-praktik yang tidak sesuai prinsip money follows functions (penggunaan uang sesuai fungsi)
Agar penilaian miring dari BPK itu tidak terulang, Ruslan mengimbau tim rektorat dan fakultas --yang menangani laporan keuangan-- senantiasa menjaga kebersamaan sehingga dapat menyelesaikan tiap permasalahan. Tentunya, penyelesaian berupa menjalani prosedur sesuai ketentuan.
"Begitu laporan hasil audit itu diterima, kami langsung tindaklanjuti. Bahkan Ditjen Pendidikan Tinggi (Ditjen) Kemendikbud juga terus memantau sejauh mana kinerja dan tindak lanjut kami. Kemudian, Itjen Kemendikbud menurunkan tim (beranggotakan dua orang) ke Unlam untuk ikut menyelesaikan permasalahan itu," tegas Ruslan.
Disinggung kabar kedatangan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan BPK ke Banjarmasin, pada 22 September 2012 mendatang, Ruslan menegaskan tidak terkait hasil audit. "Soal audit kan sudah selesai. Kedatangan mereka dalam rangkaian acara dies
natalis Unlam," katanya.
Meskipun Ruslan menjamin permasalahan terkait audit BPK sudah beres, Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa-Keluarga Mahasiswa (BEM- KM) Unlam, M Pazri menegaskan mahasiswa tetap akan memantau bahkan melakkan analisis.
"Harapan kami terselesaikan semuanya sehingga tidak ada lagi perasangka terhadap rektorat. Rektorat harus profesional, jangan ada lempar tangan dan tanggung jawab. Untuk rektor juga harus selalu tegas. Kami tetap meminta penjelasan dan klarifikasi mengenai masalah ini," ucap dia.
Ngalih Pakai BlackBerry
SEJAK hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terekspose ke publik, Rektor Unlam HM Ruslan sulit untuk dihubungi dan ditemui untuk mendapatkan konfirmasi.
Berulang kali BPost meneleponnya baik pagi, siang maupun malam demi keseimbangan berita, namun handphone yang bisa dipakai Ruslan selalu tidak aktif. Bahkan, dari kotak suara ponsel itu terdengar," Maaf nomor telepon yang Anda hubungi sedang memblokir semua panggilan." Pesan singkat-pesan singkat (SMS) pun tidak dibalas.
Ketika hendak ditemui baik di kantor maupun rumahnya di Banjarbaru, selalu gagal. Kondisi itu cukup aneh, karena Ruslan adalah salah satu tokoh yang sangat mudah dihubungi dan ditemui untuk melakukan konfirmasi berita, apapun permasalahan yang menyangkut Unlam.
Akhirnya, Jumat (7/9), koran ini berhasil menemuinya seusai Salat Jumat. Seperti bisa guru besar Fakultas Kehutanan Unlam itu langsung tersenyum. Meski sibuk menyelesaikan pekerjaan, dia tetap bersedia menerima. Ruslan pun mengaku beberapa hari ini sulit dihubungi. Pasalnya, telepon genggam itu sedang rusak.
Meski jabatannya rektor, Ruslan tidak menggunakan ponsel 'elite'. Bukan smartphone atau handphone canggih berlevel symbian atau android. Handphone dia sangat 'zadul' alias zaman dulu. Buktinya, nada panggil ponsel 'candybar' itu masih poliponic. Juga, mengandalkan kartu provider sistem pembayaran secara pascabayar.
Saat ditunjukkan secara sekilas, di bagian belakang telepon genggam yang kemungkinan bermerek Sony Erickson terdapat plster bening yang melapisi kertas bertuliskan sesuatu. "Ponsel saya rusak setelah terjatuh beberapa waktu lalu, jadi harus diservis. Sementara komunikasinya memakai telepon kantor," kata Ruslan sambil tertawa.
Mengapa tidak menggunakan BlackBerry atau smartphone yang lain? "Saya pakai ponsel ini saja. Satu sisi, ngalih (sulit) kalau pakai Blackberry," ucapnya. (kur)