YLKI Sulit Kontrol Harga Gas
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyatakan kesulitan untuk mengontrol tarif harga LPG di daerah yang bervariasi harganya
Penulis: | Editor: Ahmad Rizky Abdul Gani
BANJARMASINPOST.CO.ID, JAKARTA - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyatakan kesulitan untuk mengontrol tarif harga LPG di daerah yang bervariasi harganya.
"Apalagi di daerah pedalaman seperti Kalimantan, bahkan di Irian Jaya LPG 12 kg harganya Rp 300 ribu karena beli di Surabaya dengan naik pesawat biaya jadi tinggi," ucap Pengurus YLKI Tulus Abadi di Gedung DPR RI, Kamis (9/1/2014) saat menjelaskan soal kebijakan LPG.
Dianjurkannya, jika rakyat merasa dirugikan karena harga terus mahal, maka rakyat bisa adakan class action.
"UU Konsumen memberikan kesempatan pada rakyat yang merasa harga mahal untuk class action seperti bahan bakar makal termasuk LPG atau gas yang mahal," ucapnya.
Penyebab sulitnya YLKI mengontrol harga karena suprastruktur yang kurang. Jadi, harga akan jauh berbeda di setiap daerah karena dipicu ongkos transpot.
Anggota DPR Effendi Simbulon menambahkan mempersilakan rakyat mengajukan class action karena mengharapkan peran DPR sekarang susah. "Saya yang oposisi saja kadang berlawanan dengan teman yang vocal satu presiden," katanya.
Hal yang disayangkan Effendi pemerintah tak memikirkan rakyat saat menaikkan gas yang merupakan keperluan mendasar setelah diputuskan konversi bahan bakar. "Begitu juga dengan rakyat yang dirugikan, malas dan diam saja dengan kenaikan gas yang merupakan keperluan utama," tegasnya.