Political Marketing Corner

Melempar Jala, Menangguk Pemilih Pemula

Beberapa waktu yang lalu, penulis pernah membuat artikel tentang political segmentation

Editor: Dheny Irwan Saputra
zoom-inlihat foto Melempar Jala, Menangguk Pemilih Pemula
Arief Budiman

Oleh: Arief Budiman PhD
Pemerhati Pemasaran dan Staf Pengajar MM Unlam

BEBERAPA waktu yang lalu, penulis pernah membuat artikel tentang political segmentation. Tulisan itu mengelompokkan para pemilih berdasarkan kriteria-kriteria seperti kebutuhan, karakterisitik atau perilaku yang berbeda memerlukan produk atau political marketing mix yang berbeda pula. Satu kriterianya adalah demografi yaitu faktor usia. Nah, tulisan kali ini khusus akan membedah mengenai pemilih pemula pada tahun politik 2014 ini.

Pemilih pemula dapat didefinisikan sebagaikelompok usia muda yang baru pertama kali menggunakan hak pilihnya. Kelompok pemilih pemula biasanya adalah para pelajar, mahasiswa atau mereka yang berusia minimal 17 (tujuh belas) tahun pada 9 April 2014 nanti. Mereka ini adalah segmen yang empuk untuk dibidik menjadi penyumbang suara kemenangan para Caleg.

Diperkirakan jumlah pemilih pemula atau mereka yang pertama kali mencoblos adalah sekitar 22 juta orang, sedangkan kelompok usia 17-23 tahun yang terdiri atas pelajar, mahasiswa dan pekerja muda sekitar 30 juta orang sehingga apabila data ini digabungkan, akan berjumlah sebesar 55 juta orang. Angka yang sangat fantastis untuk sebuah segmen pemilih.

Pemilih pemula mempunyai karakter yang berbeda dari pemilih lainnya. Mereka cenderung kritis, mandiri, independen, pro perubahan. Selain itu, karena mereka belum punya pengalaman dalam Pemilu, maka mereka cenderung tidak peduli terhadap kegiatan-kegiatan tahapan Pemilu, dan ironisnya termasuk keberadaan para Caleg tersebut.

Para mahasiswa tidak mengetahui siapa yang akan mereka pilih nanti karena mereka tidak mengenal apa dan bagaimana tahapan Pemilu tersebut. Hal ini bisa kita amati dari ulasan harian BanjarmasinPost beberapa waktu yang mencoba melakukan survey terhadap mahasiswa di Unlam yang tidak mengenal para Caleg dan lebih peduli dengan hal-hal yang berkaitan dengan dunia kampus saja.

Oleh karena itu perlu keseriusan semua pihak untuk mengantisipasi keadaan ini karena satu suara menentukan siapa yang akan duduk di lembaga yang terhormat tersebut apalagi ini dalam jumlah yang besar. Tentunya PR yang harus cepat diselesaikan oleh para Caleg adalah berkenalan dengan para pemilih pemula terutama para mahasiswa yang siap untuk ditangguk suaranya untuk memenangkan pemilu 2014 nanti. Sebagai ilustrasi sederhana saja, Unlam mempunyai 22.000 mahasiswa yang tersebar di Banjarmasin dan Banjarabaru dan tentu saja mereka mempunyai hak suara yang patut diperhitungkan akan kemana suara mereka nanti!

Penulis mengamati sangat jarang bahkan hampir tidak pernah para Caleg mau berhubungan dengan lembaga-lembaga/unit-unit kegiatan mahasiswa sehingga otomatis mereka tidak dikenal oleh para pemilih pemula tersebut. Hal ini sangat memprihatinkan karena seolah-olah para pemilih pemula ini sulit didekati dan agak takut untuk dihampiri. Percayalah, sebenarnya mereka pun bingung kemana suara mereka akan diberikan nanti.

Strategi marketing sederhana yang bisa dilakukan oleh para Caleg yaitu dengan menebar jala di perguruan-perguruan tinggi yang ada di Kalsel dengan melakukan pendekatan-pendekatan yang lebih personal, misalnya dengan menjadi narasumber dikegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh para mahasiswa tersebut. Kondisi ini sangat menguntungkan bagi kedua belah pihak, para mahasiswa (baca: pemilih pemula) memerlukan narasumber untuk kegiatan-kegiatan kampus mereka sedangkan para Caleg memerlukan ‘arena’ untuk bisa berkenalan dengan para calon pemilih mereka nanti. Mudah bukan?

Strategi sederhana lainnya adalah membaur dengan para mahasiswa dalam diskusi-diskusi yang mereka lakukan baik itu diskusi ilmiah ataupun diskusi lainnya secara terbatas. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah mereka akan mengenal Caleg yang pernah bersentuhan dengan mereka, dan ini akan bermafaat pada saat dibilik suara nanti ketika mereka pernah melihat wajah Caleg tersebut di diskusi ilmiah mereka.

Pemilih pemula merupakan sebuah segmen yang besar yang sayang untuk dilupakan. Perlu pendekatan khusus kepada mereka karena mereka belum pernah menyalurkan asipirasi mereka dalam Pemilu sebelumnya. Pengetahuan politik mereka juga masih minim sehingga kesempatan emas masih terbuka untuk menjaring suara pemilih pemula. Caleg yang berkualitas tentunya akan memanfaatkan suara pemilih pemula untuk menjadi kendaraan menghantarkan mereka ke lembaga legislatif tersebut. Cara-cara yang sederhana dan efektif perlu dilakukan untuk melempar jala kepada pemilih pemula tersebut. Selamat menangguk pemilih pemula!

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved