Serangan 'Fajar' Sangat Tak Terpuji

kebanyakan masyarakat akan menganggap hal itu biasa saja, karena hal tersebut sendiri membawa keberuntungan

Penulis: Irfani Rahman | Editor: Halmien
zoom-inlihat foto Serangan 'Fajar' Sangat Tak Terpuji
Ist
Suci Ramadhana

BANJARMASINPOST.CO.ID - PESTA demokrasi akbar lima tahunan telah di depan mata. Tak bisa dipungkiri sebelum pencoblosan kadang masih banyak oknum-oknum Caleg atau Parpol yang mencoba mengambil resiko dengan politilk uang.

Namun hal itu seperti bagi-bagi uang tidak terang-terangan, makanya disebut serangan fajar. Apakah ada kaitan antara serangan fajar itu dengan peredaran uang palsu?

BI mencatat, sebelum dan saat penyelenggaraan Pemilu 2004 dan 2009, jumlah uang palsu yang beredar memang tak selalu menunjukkan ada lonjakan.

Tengok saja, pada 2003 ditemukan 24.656 lembar uang palsu. Sementara di 2004, jumlah temuan meningkat menjadi 42.498 lembar.  Tapi, menjelang Pemilu 2009, temuan uang palsu malah menurun.

Jika pada 2008 ditemukan 86.552 lembar uang palsu, di 2009 jumlahnya turun menjadi 79.846 lembar.

Sobat muda Suci Ramadhana mengungkapkan bahwa menurutnya pribadi tidak ada korelasi antara pengedaran uang palsu dan serangan fajar menjelang pemilu.

"Karena oknum  partai politik yang melakukan kampanye (serangan fajar, Red) pasti tidak mau ambil resiko menjatuhkan nama partai nya sendiri apabila kedapatan menyebarkan uang palsu," papar  Wakil III Galuh Kota 2013 ini..

Suci juga menilai perbuatan 'serangan fajar' oleh oknum untuk mendongkrak suara merupakan sangat  tidak terpuji,

Namun ia menilai kebanyakan masyarakat akan menganggap hal itu biasa saja, karena hal tersebut sendiri membawa keberuntungan buat mereka (khususnya yang kurang mampu) walaupun itu  mencederai politik.

Selain itu mungkin  di antara salah satu partai ada yang berasumsi bahwa hal itu sah-sah  saja, karena mereka akan menggunakan alasan dengan membantu rakyat miskin.

"Sekali lagi aku nilai  'serangan fajar' merupakan hal yang tidak terpuji. Tapi ada beberapa masyarakat kurang mampu yang malah mengambil keuntungan tersendiri dengan hal itu," jelas gadis kelahiran Banjarmasin  19 Pebruari 1994 ini.

Maka dari itu, pentingnya dari pemerintah sendiri untuk mensosialisasikan kepada masyarakat agar tidak hanya memikirkan keuntungan jangka pendek (dengan menerima 'serangan fajar' itu.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved