Persaingan Ketat Caleg Baru dan Petahana
Tujuannya untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Namun, semua kembali pada caleg yang bersangkutan.
Penulis: Restudia | Editor: Ahmad Rizky Abdul Gani
BANJARMASINPOST.CO.ID,BANJARMASIN - Persaingan antarcaleg petahana dan caleg baru semakin ketat. Ketua Bapilu PDIP Banjarmasin, Suyato mengatakan, persaingan itu wajar-wajar saja. Tujuannya untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Namun, semua kembali pada caleg yang bersangkutan.
Apakah caleg yang ada benar-benar terjun ke masyarakat atau tidak. Bila caleg tidak terjun, caleg baru bisa tampil. Apalagi sekarang ini caleg baru lebih condong dipilih masyarakat.
Persaingan pada dasarnya terjadi hampir di seluruh partai, tidak hanya di PDIP. "Jangan lihat persaingannya, tetapi tujuannya untuk masyarakat," katanya.
Ketua DPC PPP, Arufah Arif mengatakan untuk PPP tak ada namanya persaingan. Karena di setiap dapil, dibagi kembali per kelurahan. Jadi, setiap caleg di dapil yang sama, memegang kelurahan berbeda.
Hal tersebut sudah ditentukan partai. Ada kelurahan yang memang harus dipelihara oleh caleg yang bersangkutan. Hal tersebut membuat pergesekan tidak terlalu ketat. Persaingan lebih dengan partai lain.
"Kecil kemungkinan bergesekan. Masing-masing memegang kelurahan yang harus dibinanya," katanya.
Ketua DPD Golkar, Iwan Rusmali mengatakan persaingan antara caleg petahana dan caleg baru tidak terlalu terlihat. Pada dasarnya, semua memiliki keuntungan dan kekurangan.
Caleg petahana lebih dilihat oleh masyarakat dengan hasil kerjanya, sosoknya di masyarakat. Bila ada permasalahan, pasti langsung disoroti masyarakat. Sementara caleg baru tidak terlalu disoroti. Bisa bebas sosialisasi kepada masyarakat.
Pada dasarnya, caleg petahana maupun caleg baru tetap berusaha meraih suara demi kemenangan partai. "Ada untung dan kurangnya, namun tujuannya tetap untuk meraih suara," katanya.
Ketua DPC Demokrat, Abdul Gais mengatakan caleg petahana dan caleg baru sama saja. Tujuannya mencari dukungan ke masyarakat. Tidak ada perbedaan sama sekali. Jika dikatakan caleg lama lebih diuntungkan, ia mengatakan tidak juga.
Caleg petahana memiliki banyak kegiatan dengan DPRD. Caleg baru malah memiliki waktu lebih banyak untuk sosialisasi. Seharusnya, bisa memanfaatkan hal tersebut. Memang tak dipungkiri, caleg lama dikenal karena memang sudah populer.
"Sama saja, tidak ada perbedaan, sama-sama meminta dukungan dari masyarakat," tandasnya.