Solar Jatah Pun Dijual

Kondisi menyedihkan dialami nelayan tradisional di Kotabaru, terutama di Desa Rampalama dan Rampabaru, Pulau Laut Utara.

Editor: Ahmad Rizky Abdul Gani
BANJARMASINPOST.CO.ID,KOTABARU - Kondisi menyedihkan dialami nelayan tradisional di Kotabaru, terutama di Desa Rampalama dan Rampabaru, Pulau Laut Utara. Mereka tidak bisa maksimal mendapatkan ikan saat ‘melaut’ karena cuaca yang sering tidak bersahabat. Angin kencang, hujan dan gelombang tinggi.
Sebenarnya, akan lebih aman jika mereka untuk sementara tidak ‘melaut’. Akan tetapi, tuntutan memenuhi kebutuhan hidup, memaksa sebagian nelayan yang biasa menggunakan perahu balapan (perahu yang hanya bagian depannya berbentuk lancip) itu nekat ‘melaut’. Sudah sekitar 15 hari, mereka mengalami kondisi tersebut.
Lantas, bagaimana cara nelayan yang memilih beristirahat memenuhi kebutuhan keluarga, terutama untuk melunasi utang biaya operasional saat ‘melaut’?
Ratusan dari ribuan nelayan di kawasan itu memilih menjual bahan bakar minyak (BBM) jenis solar kepada orang terutama nelayan lain yang memerlukan. Seharusnya, BBM itu mereka gunakan untuk operasional selama ‘hidup’ di laut.
“Tiga hari sekali kan dapat jatah dengan harga subsidi dari SPDN (solar paket dealer nelayan) di PPI (pangkalan pendaratan ikan). Nelayan yang tidak melaut, BBM-nya dijual. Meskipun sebenarnya untungnya juga tidak seberapa,” ujar salah seorang nelayan, Said kepada BPost, kemarin.

Selengkapnya baca Banjarmasin Post edisi cetak Sabtu (14/6/2014) atau klik http://epaper.banjarmasinpost.co.id
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved