Menengok Kampung Kusta di Tala dan Tapin
“Kami Sudah Tidak Dimusuhi Lagi”
Rumah mereka pun tidak terawat. Masih seperti saat dibangun. Rumah-rumah berbahan kayu dan papan itu berukuran sama
Penulis: Aprianto | Editor: Halmien
BANJARMASINPOST.CO.ID - DARI 50 rumah, tersisa hanya enam rumah. Balai pertemuan dan langgar yang ikut tersisa pun dalam kondisi rusak parah. Ketika BPost mengunjungi desa itu, kemarin yang lebih banyak tertangkap oleh mata adalah kebun karet dan lahan kelapa sawit.
Kondisi itulah yang kini dialami Desa Batalang RT 8, Jorong, Tanahlaut (Tala). Dulu, tepatnya pada 1985, kampung itu sangat terkenal di Kalsel. Di tempat itulah, puluhan penderita penyakit kusta dilokalisasi oleh Departemen Sosial (kini Kementerian sosial) dan pemerintah daerah setempat. Semua hanya tinggal cerita. Sekarang, bisa dibilang ibarat kampung mati.
Kalau pun masih ada aktivitas dari penghuni yang tersisa, ‘tenggelam’ oleh luasnya lahan. Kurang terlihat. Terlebih kala pagi, kampung itu benar-benar sunyi. Penghuninya bekerja menyadap pohon karet.
Rumah mereka pun tidak terawat. Masih seperti saat dibangun. Rumah-rumah berbahan kayu dan papan itu berukuran sama: 4x6 meter. Tak heran, jika dicermati banyak dinding rumah yang sudah keropos bahkan rusak.
“Kalau hujan, pasti bocor. Juga tidak ada penerangan listrik. Kami hanya menggunakan lampu minyak,” kata salah seorang penghuni, Sahran.
Selengkapnya baca Banjarmasin Post edisi cetak Rabu (24/9/2014) atau klik http://epaper.banjarmasinpost.co.id
