Sebelum jadi Danlanal Sering Menghadapi Bajak Laut
Mengenakan celana jins, kaus berkerah hitam dan sepatu kets, seorang pria tegap yang stylish dan fashionable
Penulis: Khairil Rahim | Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID - Mengenakan celana jins, kaus berkerah hitam dan sepatu kets, seorang pria tegap yang stylish dan fashionable menyambut ramah kedatangan BPost Online saat bertandang ke rumah dinasnya di Jalan Ahmad Yani KM 3 Banjarmasin.
"Maaf saya pakaian santai soalnya harus ke bandara (Syamsuddin Noor)," ujar Kolonel Laut (P) Haris Bima Bayuseto sambil mengulurkan tangan untuk berjabat tangan.
Senang berpakaian modis rupanya menjadi kebiasaan pria yang baru menjabat sebagai Komandan Angkatan Laut (Danlanal) Banjarmasin ini jika sudah lepas jam kerja.
Di sela waktu yang sempit sebelum berangkat ke Bandara menuju Jakarta memenuhi undangan tugasnya, Haris bercerita berbagai pengalaman sebelum resmi ditunjuk menjadi Danlanal Banjarmasin.
"Kalau mau pengalaman menarik soal saya, ya saat saya bertugas sebagai komandan KRI Dewaruci saja pada 2012 lalu," terang dia.
Haris mengaku banyak pengalaman haru, unik dan menegangkan saat memimpin kapal layar tiang tinggi kelas Barquentin buatan galangan kapal Stulcken und Sohns, Hamburg, Jerman, pada 1952 itu. Ia melakukan perjalanan keliling dunia yang disebut Opsail 2012, selama 277 hari atau sekitar sembilan bulan.
"Saat berlayar memang kita diharuskan memakai bendera tengkorak hitam bukan bendera negara atau angkatan laut. Para bajak laut Somalia pun banyak yang mengintai," ujar dia.
Beberapa kali bajak laut Somalia hendak mendekat ke KRI Dewaruci, Haris yang melihat gelagat kapal Somalia yang mencurigakan lalu memerintahkan anak buahnya untuk siaga.
"Mereka lalu siap di atas kapal dengan masing-masing senjata AK dan pistol. Saat mendekat melihat anggota siap para bajak laut lalu balik arah dan memilih menjauh," kata dia.