Banjir di Aceh, 19 Ribu Lebih Kepala Keluarga Mengungsi
banjir merendam kawasan-kawasan tertentu di Banda Aceh, Aceh Besar, Pidie, Bireuen, Aceh Utara, Aceh Timur, Lhokseumawe
Kepala Pelaksana BPBD Pidie, Apriadi SSos kepada Serambi, Senin (22/12) mengatakan, Krueng Baro meluap sekitar pukul 01.00 WIB dini hari menerobos masuk ke pemukiman warga. Hingga pukul 05.00 WIB, dini hari air telah mencapai setinggi lutut orang dewasa merendam permukiman.
Hingga kemarin Apriadi mengaku belum mendapat data rinci menyangkut musibah banjir yang melanda wilayahnya. Satu-satunya data yang diperoleh Serambi adalah dari Camat Padang Tiji, Zainal SSos. Menurut Zainal, sebanyak 258 rumah di wilayahnya terendam akibat luapan Krueng Paloh dan Krueng Rajui.
Pantauan Serambi, kemarin, Kapolres Pidie AKBP Sunarya SIK dan Dandim 0102 Letkol Inf M Mahmud Suharto Amir meninjau lokasi banjir di Padang Tiji. Hingga pukul 16.30 WIB kemarin, hujan masih mengguyur wilayah Pidie.
Hujan lebat yang mengguyur Kabupaten Bireuen, sejak Minggu (21/12) malam hingga Senin siang kemarin mengakibatkan ratusan hektare sawah di enam kecamatan terendam. Areal persawahan yang terendam tersebar di Kecamatan Peudada, Jeumpa, Juli, Kuala, Kota Juang, dan Peusangan.
Amatan Serambi di kawasan Peusangan, ratusan hektare tanaman padi tidak kelihatan lagi. Begitu juga benih di persemaian juga terendam. Sekretaris Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Peternakan Bireuen, Ir Syahrul mengatakan, genangan terjadi selain akibat saluran sempit dan dangkal juga disebabkan tingginya curah hujan.
Dari Aceh Tamiang dilaporkan, hingga Senin kemarin stok logistik untuk korban banjir mulai menipis sementara kawasan yang terendam terus bertambah. Data sementara hingga tadi malam, julah pengunsgi sudah mencapai 1.500 KK atau sekitar 6.700 jiwa.
Kadis Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Aceh Tamiang, Ikhwan kepada Serambi, Senin (22/12) mengatakan, logistik untuk pengungsi korban banjir terus menipis bahkan beras sejak Minggu (21/12) kosong. “Stok logistik yang tersisa diperkirakan hanya bertahan untuk dua hari ke depan,” katanya.
Selain di Dinas sosial, stok logistik di BPBD Aceh Tamiang juga menipis, hanya bertahan untuk keadaan darurat sedangkan stok beras sama sekali tidak ada. Kepala BPBD Aceh Tamiang, Jalaluddin meminta pengusaha perkebunan yang ada di Aceh Tamiang agar mau membantu beras untuk korban bencana.
Hingga kemarin kawasan hilir Aceh Tamiang mulai terendam banjir terutama di Kecamatan Seruway. Informasi dari Datok Peukan Seruway, Adek menyebutkan, banjir di wilayahnya sudah merendam lebih 657 rumah di Desa Gelong, Kampong Baru, Muka Sungai Kuruk, Paya Udang, Tangse Lama, Peukan Seruway, dan sebgaian Desa Binje.
Di Kabupaten Aceh Besar, banjir genangan akibat luapan Krueng Aceh dan beberapa anak sungai lainnya sempat merendam beberapa desa di Kecamatan Seulimuem, Kuta Cot Glie, Kuta Malaka, dan Kecamatan Blangbintang.
Pengurus RAPI Aceh Besar, Ikbal melaporkan, di Kecamatan Seulimuem sempat terjadi genangan di Gampong Lhiep akibat tebing sungai jebol. Berikutnya di Kecamatan Kuta Cot Glie, luapan Krueng Aceh menggenangi Gampong Tui. Informasi itu dibenarkan Wakapolres Aceh Besar, Kompol Sulaiman yang menyebutkan pihaknya sempat menurunkan tim dan membuka posko di Gampong Tui.
Berikutnya di Kecamatan Kuta Malaka, areal persawahan Gampong Lam Ara Eungkieng dan Lam Ara Cut sempat tergenang banjir luapan Krueng Tuan Meurah akibat jebolnya tanggul sungai.
Sedangkan di Kecamatan Blangbintang, tepatnya di Gampong Teupin Batee dan Gampong Cot Leuot luapan air sungai menggenangi permukiman warga. “Pada sore harinya air sudah berangsur surut, namun masyarakat tetap siaga,” kata Ikbal.
Laporan lainnya menyebutkan, jembatan gantung penghubung Lampisang-Tanoh Abee, Kecamatan Sulimuem putus akibat terjangan arus sungai. Masih di Kecamatan Sulimuem, juga terjadi longsoran tebing menimbun sebagian badan jalan di Gampong Alue Gintong.
Puluhan desa yang tersebar dalam belasan kecamatan di Kabupaten Aceh Utara terendam banjir mulai Minggu (20/12) malam hingga Senin (22/12) malam.