Masih Belum Satu Suara
tak ada untungnya menghapus premium jika pemerintah harus menyubsidi pertamax. Oleh karena itu, rencana penghapusan premium masih perlu dikaji
JAKARTA, BPOST - Pemerintah, Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas serta Pertamina ternyata belum satu suara terkait penggantian premium atau RON 88 menjadi pertamax atau RON 92.
Wakil Presiden Jusuf Kalla menyetujui rekomendasi tim untuk menghentikan impor premium dan hanya akan menjual pertamax. Namun pemerintah belum setuju jika penjualan pertamax disubsidi seperti halnya premium.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan tak ada untungnya menghapus premium jika pemerintah harus menyubsidi pertamax. Oleh karena itu, rencana penghapusan premium masih perlu dikaji.
Pemerintah juga harus memastikan kilang Pertamina siap memproduksi pertamax. “Pertimbangan kedua harus dipastikan bahwa ini tidak menambah volume impor,” ujar Bambang di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Selasa (23/12).
Selengkapnya baca Banjarmasin Post edisi cetak Rabu (24/12/2014) atau klik http://epaper.banjarmasinpost.co.id