Pesawat AirAsia Ditemukan

Suyuti Sempat Marah

Suyuti mengatakan ruang Akasia yang sebelumnya berfungsi sebagai bangsal untuk penanganan penyakit dalam, rencananya pada awal Januari 2015 digunakan

Editor: Yamani Ramlan
banjarmasinpost.co.id/ratino taufik
Dua jenazah jatuhnya AirAsia QZ8510 saat tiba di RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun, Kamis (1/1/2015) 

BANJARMASINPOST.CO.ID - MENGAKU tidak mendapat firasat apapun, keputusan Direktur RSUD Sultan Imanuddin, Pangkalanbun, Kalteng, Suyuti Syamsul mempercepat renovasi ruang Akasia, ternyata tidak salah.

Ruang tersebut kini dipakai sebagai Posko DVI (Disaster Victim Identification) Biddokes Polda Kalteng yang melakukan identifikasi awal jenazah korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501, sebelum dikirim ke Surabaya, Jatim.

Suyuti mengatakan ruang Akasia yang sebelumnya berfungsi sebagai bangsal untuk penanganan penyakit dalam, rencananya pada awal Januari 2015 digunakan sebagai stroke center. “Bangsal penyakit dalam sudah punya bangunan baru. Jadi bangunan lama kita fungsikan sebagai stroke center. Tapi harus terlebih dulu dilakukan renovasi,” kata dia, Kamis (1/1).

Renovasi pun dilakukan sesuai perencanaan. Tapi entah mengapa seminggu sebelum terjadinya kecelakaan itu, Suyuti merasa renovasi harus dilakukan lebih cepat. “Saya sempat marah-marah minta pengerjaan renovasi bisa lebih cepat,” ucapnya.

Tanpa diduga, ternyata terjadi kecelakaan pesawat terbang yang mengharuskan RSUD Sultan Imanuddin menyediakan ruang khusus untuk dijadikan Posko DVI Bidokkes yang dalam beberapa hari ini menjadi tempat incaran wartawan dari dalam dan luar negeri.

Selengkapnya baca Banjarmasin Post edisi cetak Jumat (2/2/2015) atau klik http://epaper.banjarmasinpost.co.id

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved