Rambutan Antalagi Kapuas Curi Start

Memang warna kulit, bentuk rambut hingga kualitas buah dalamnya sangat mendekati dengan rambutan antalagi hasil perkebunan kawasan Sungai Andai Kota B

Penulis: Umi Sriwahyuni | Editor: Yamani Ramlan
internet
Buah rambutan. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - “Rambutan antalagi, manis dan murah. Rp 2 ribu satu ikat..”, teriak seorang pedagang buah rambutan di Pasar Lama Banjarmasin.

Inilah pasar tradisional terbesar dan terlengkap di Kota Banjarmasin yang menjadi tujuan para grosir buah lokal untuk dipasarkan.

Maka berebutlah pembeli memilih ikatan rambuatn dari tumpukan yang menggunung.

“Untuk awal musim, rambutan antalagi dengan harga Rp 2 ribu ini murah banget,” ujar seorang pembeli.

Tetapi, jangan keliru, ini bukan rambutan antalagi yang original!

Memang warna kulit, bentuk rambut hingga kualitas buah dalamnya sangat mendekati dengan rambutan antalagi hasil perkebunan kawasan Sungai Andai, Kota Banjarmasin.

Sepintas tidak ada bedanya, kecuali ketika sudah kita rasakan di lidah: rasanya memang tidak selegit rambuatn hasil kawasan Sungai Andai Banjarmasin.

Namun sudah sangat mendekati rambutan antalagi original Banjarmasin. Dan, para pedagang itu juga tidak akan berdusta bila ditanya : apakah ini antalagi Banjarmasin? Maka mereka jujur mengatakan ‘antalagi kapuas’.

Inilah buah rambutan jenis antalagi Kapuas yang kini sudah ‘mencuri start’ di pasaran buah Banua, khususnya Kota Banjarmasin. Sejak sepekan ini Kapuas mulai menjelajah pasar buah di Kalsel, melalui hasil perkebunan andalannya yaitu rambutan.

Harganya sangat terjangkau apalagi di saat musim rambutan baru di awal-awal yaitu antara Rp 2 ribu sampai Rp 2.500 perikat yang terdiri dari sepuluh buah rambutan.

Jumlahnya sangat banyak. Bukan hanya di pasarkan di pasar-pasar tradisional tetapi juga di mobil-mobil pikup di pinggiran jalan seputar Kota Banjarmasin.

Lalu di mana atau kapan rambutan antalagi original Sungai Andai yang terkenal sebagai ‘raja rambutan’ karena rasanya yang manis khas, warnanya cantik serta isi buahnya yang indah itu?

“Belum musim mungkin,” ujar pedagang.

Walau mereka mengakui kualitas rambutan antalagi Banjarmasin lebih enak, namun mereka tidak perduli kapan panennya. Sebab, suplai dari Kapuas ini pun sudah laris manis di pasaran.

Ini bukan kali pertama buah andalan Banjarmasin ‘dicuri’ Kapuas. Ketika musim jeruk tiba tahun lalu, Kalsel juga dibanjiri jeruk asal Kapus yang menyerupai jeruk madang khas Banjarmasin.

Kapuas sudah menunjukkan gregetnya dalam pengembangan perkebunan buah andalan yang dulu selama berpuluh tahun menjadi ‘primadona’ Banjarmasin.

Jeruk madang dan rambutan antalagi adalah contoh kecilnya. Sebab di tempat asalnya sudah tidak diperdulikan, perkebunan jeruk dan rambutan sudah beralih menjadi kompleks-kompleks perumahan.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved