Bangun Tidur Perempuan Ini Merasakan Lumpuh
Kelumpuhan usai tertidur yang dialami tidak biasa. Dia akan merasakan lumpuh selama beberapa menit dari ujung kepala hingga khaki. Bahkan, untuk bersu
BANJARMASINPOST.CO.ID - Perasaan takut selalu dialami Kirsty Corbett (32) dari Epping, Essex, saat menjelang tidur. Pasalnya, dia sering merasakan lumpuh saat bangun tidur.
Kelumpuhan usai tertidur yang dialami tidak biasa. Dia akan merasakan lumpuh selama beberapa menit dari ujung kepala hingga khaki. Bahkan, untuk bersuara pun Kirsty tak mampu.
Akibatnya, dia merasa menderita, bahkan sempat syok dan kebingungan. "Kadang-kadang aku terlalu takut untuk pergi tidur," kata Kirsty, seperti dirilis Dailymail, Jumat (9/1/2015).
Untuk bisa tidur pun, Kirsty menerapkan tips membaca sampai larut malam atau menonton televisi dan berharap aku akan tidur secara cepat.
Masalah yang dialami Kirsty berlangsung sejak dia berusia 12 tahun, ketika dia menginap di rumah temannya.
"Kala itu, saya terbangun di tengah malam. Tapi ketika saya mencoba untuk menggerakkan tangan dan kaki saya, saya tidak bisa," katanya.
"Itu menakutkan. Aku bahkan tidak bisa berteriak minta tolong. Saya pikir saya sudah mati. Tapi kemudian tiba-tiba, saya bisa bergerak lagi. Aku benar-benar bingung, dan hanya menaruhnya ke mimpi buruk. Setelah itu, hal itu terjadi lagi dan lagi sekalipun,” ujarnya.
Menurut situs NHS Choices, apa yang diderita Kirsty adalah sleep paralysis atau kelumpuhan tidur, merujuk pada keadaan ketidakmampuan bergerak ketika sedang tidur ataupun ketika bangun tidur.
Seseorang yang mengalami kelumpuhan tidur biasanya akan mengalami masalah untuk menggerakkan anggota badan, tidak bisa mengeluarkan suara dan sebagainya. Kelumpuhan tidur biasanya juga disertai dengan halusinasi seram atau mimpi buruk.
Kelumpuhan tidur terjadi dalam keadaan si penderita sedang setengah tidur, sedang tertidur lelap, ataupun dalam keadaan terjaga sewaktu mengalami kelumpuhan tidur.
Kondisi ini umumnya terjadi bila si penderita tidur menelentang atau menghadap ke atas, yang ditandai dengan merasa sesak napas seperti dicekik, dada sesak, badan tidak bisa bergerak dan sulit bersuara.
Kelumpuhan tidur diyakini terjadi akibat terganggunya fase tidur REM (Rapid Eye Movement sleep/ tidur dengan gerak mata cepat), yang menyebabkan terjadinya atonia otot lengkap yang mencegah seseorang untuk bertindak di luar mimpi mereka.
Kelumpuhan tidur telah dikaitkan dengan gangguan lainnya seperti narkolepsi, migrain, gangguan kecemasan, dan apnea tidur obstruktif