Pesawat AirAsia Ditemukan

Keluarga Dimakamkan, Chiara Masih Didampingi Psikolog

Chiara Natasha Tanus menjadi satu-satunya anggota keluarga yang tersisa dalam keluarga Hermanto Tanus

Editor: Eka Dinayanti
SURYA/Ahmad Zaimul Haq
Kerabat membawa foto keluarga Hermanto Tanus di Crisis Center Bandara Juanda, Senin (29/12/2014). Tampak di foto Chiara (kaos kuning) bersama saudara dan kedua orangtuanya. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, SURABAYA - Chiara Natasha Tanus menjadi satu-satunya anggota keluarga yang tersisa dalam keluarga Hermanto Tanus, korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501. Hingga hari pemakaman keluarganya, Minggu (11/1/2015), gadis berusia 15 tahun itu masih tetap didampingi seorang psikolog.

Psikolog utusan Pemkot Surabaya itu, kata Yohanes, Paman Chiara, selalu berada di samping Chiara sejak pesawat yang ditumpangi ayah Hermanto Tanus (50), Ibu Liangsih Indahju (48), beserta kakak-adiknya, Te Nico Geovani (17) dan Te Justin Geovani (9) dipastikan terjatuh di Selat Karimata, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.

"Kondisi emosinya berangsur membaik, namun masih tetap didampingi psikolog," katanya, Minggu (11/1/2015).

Dari empat anggota keluarga yang dinyatakan hilang, tiga di antaranya telah ditemukan Tim SAR, yakni jenazah ibu, kakak, dan adiknya. Ketiga jenazahnya hari ini dimakamkan di Pemakaman Sentong Baru, Lawang, Malang, setelah disemayamkan di rumah duka Adijasa selama beberapa hari.

"Keluarga memutuskan tidak menunggu jenazah ayahnya ditemukan," jelas Yohanes.

Kisah soal Chiara adalah salah satu kisah sedih yang dialami keluarga korban pesawat yang hilang sejak 28 Desember dalam perjalanan dari Surabaya ke Singapura itu. Saat keluarganya bertolak ke Singapura, Chiara sudah menunggu di Bandara Internasional Changi Singapura. Selama berada di Bandara Changi, dia tidak mendengar informasi apa pun, termasuk pesawat AirAsia yang putus komunikasi di atas perairan Pangkalan Bun.

Setelah beberapa lama menunggu, Chiara kembali ke asramanya. Chiara tetap tidak mengetahui bila keluarganya gagal sampai Singapura. Dia baru mengetahui setelah diberi tahu keluarga lain bahwa orangtuanya tidak bisa ke Singapura.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved