Delay Lion Air Misterius
Keterlambatan atau delay yang dialami maskapai penerbangan Lion Air dari Rabu (18/2)
BANJARMASINPOST.CO.ID, JAKARTA - Keterlambatan atau delay yang dialami maskapai penerbangan Lion Air dari Rabu (18/2) hingga Jumat (20/2) kemarin merupakan kejadian terparah di dalam sejarah penerbangan Tanah Air. Peristiwa itu layak masuk museum rekor.
“Saya nggak tahu, apakah peristiwa kemarin sudah layak masuk ke Guinness Book of the Record (buku rekor dunia). Tetapi minimal masuk ke MURI (Museum Rekor Indonesia),” kata Staf Khusus Menhub, Hadi M Djuraid di Jakarta, Sabtu (21).
Kemenhub mencatat kejadian itu berawal dari delay parahnya enam pesawat yang akan terbang dari Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. Akibatnya ratusan penerbangan maskapai itu dari banyak bandara yang terdampak, termasuk pula di Bandara Syamsudin Noor, Banjarbaru.
Tragisnya lagi, di beberapa bandara, kondisi itu tidak dibarengi pelayanan maksimal terhadap calon penumpang yang telantar lebih dari enam jam. Mereka kesulitan mendapat informasi penerbangan, makanan dan uang kompensasi keterlambatan.
Bagi yang membatalkan penerbangan juga kesulitan mendapatkan uang ganti. Belakangan, terungkap bahwa manajemen Lion Air kesulitan menyediakan uang, sehingga berutang kepada PT Angkasa Pura I sekitar Rp 4 miliar.
Pengamat penerbangan Dudi Sudibyo menilai kejadian yang dialami maskapai milik anggota Wantimpres (Dewan Pertimbangan Presiden) Rusdi Kirana itu tidak wajar. Pasalnya, jumlah armada maskapai bergambar kepala singa itu cukup banyak.
“Apa iya, gara-gara ada beberapa pesawat yang gangguan sehingga menyebabkan delay separah itu? Ini misterius,“ ujarnya.