Komunitas Pecinta Sasirangan Kenalkan Sasirangan ke Siswa SMA
Kini kasihan pengrajin sasirangan mereka kesulitan bersaing dengan printing. Karena selain praktis harganya juga lebih murah.
Penulis: Khairil Rahim | Editor: Halmien
BANJARMASINPOST.CO.ID - Sepasang mata, Aurel hanya memandang ke depan ke arah seorang pemateri yang memberikan penjelasan di ruang Aula MGMP SMAN 5 Banjarmasin, Sabtu (7/3/2015).
Siswa kelas 10-3 itu bersama rekannya sedang mendapat penjelasan soal kain khas Banua sasirangan yang dibawakan Ketua Komunitas Pecinta Sasirangan (KPS) Agus Sasirangan.
"Saya baru tahu kalau kain sasirangan itu kini mulai terkenal sama dengan batik," ujar perempuan berjilbab ini.
Agus menjelaskan kini kain sasirangan mulai digerus dengan kehadiran sasirangan printing.
"Kini kasihan pengrajin sasirangan mereka kesulitan bersaing dengan printing. Karena selain praktis harganya juga lebih murah. Kalau sasirangan handmade per meternya Rp 75 ribu, sementara yang printing hanya Rp 30-35 ribu saja," sesal Agus.
Pemateri lain Isa Barid mengaku semoga dengan adanya penjelasan soal sejarah, cara membuat dan cara merawat sasirangan siswa yang hadir bisa memahami benar kain warisan leluhur ini.
"Jika bukan kita siapa lagi yang harus memberikan penjelasan soal kain warisan leluhur ini. Melalui siswa inilah kita berupaya mewariskan pentingnya menjaga kelestarian pengolahan kain agar tidak punah," ujar Sekretaris KPS ini.
Penyiar TVRI ini menambahkan kegiatan Sasirangan goes to Scholl ini sudah berlangsung yang kelima kalinya. Sebelumnya sudah digelar di SMKN 4 Banjarmasin, SMKN 1 Banjarbaru, MAN 2 Banjarmasin dan SMAN GIBS.
