Inilah Sebabnya Kita Harus Terus Berlari Hingga Finish

DI depan lebih dari 3.000 penonton, Pepiot mengangkat tangannya dalam sukacita bakal meraih kemenangan karena garis finish kurang dari 100 meter lagi.

Editor: Yamani Ramlan
Dailymail
Tanguy Pepiot dan Meron Simon saat mengikuti lomba lari antarperguruan tinggi di Eugene, Oregon, Sabtu (11/4/2015). 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Saat berlomba jangan menghentikan lari sebelum finish. Kalau kita sudah merasa yakin akan juara sebelum finish, bisa jadi nasib seperti Tanguy Pepiot yang menimpa kita.

Ya, Tanguy Pepiot, pelari dari University of Oregon, jelas memiliki keunggulan di banding saingannya, Meron Simon dari University of Washington, saat berlangsung lomba lari antarperguruan tinggi di Eugene, Oregon, Sabtu (11/4/2015).

Di depan lebih dari 3.000 penonton, Pepiot mengangkat tangannya dalam sukacita bakal meraih kemenangan karena garis finish kurang dari 100 meter lagi.

Tapi keyikan itu membuat Simon mampu memperpendek jaraknya dengan Pepiot menuju garis finish, dan mengunggulinya sepersepuluh detik.

Penonton tuan rumah bergemuruh saat Simon finish lebh dulu. Apalagi waktu yang dicatakan Simon, 8: 57,86, melampaui rekor pribadinya sekitar 15 detik.

"Saya pikir dia telah mengalahakn saya. Saya pikir dia hanya begitu jauh ke depan. Lalu aku mendengar orang banyak mengelukannya dan dia mulai melemparkan tangannya. Aku seperti terpacu untuk menyusulnya dan berhasil finish lebih dulu," kata Simon kepada Eugene Register-Guard seperti dikutip Dailymail, Selasa (14/4/2015).

"Saya pikir itu adalah pertama kalinya itu terjadi kepada saya. Aku akan pastikan itu terakhir kali," tutur Pepiot menyesali keteledorannya merasa menang sebelum finish.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved