Harapan Hidupnya Kecil
Fakhri memiliki alasan menggeluti ilmu farmasi. Yakni, pengalaman sakit cukup parah yang dialami sang ibu
BANJARMASINPOST.CO.ID - KOMJEN Badrodin Haiti memiliki dua putra. Yakni, Farouk Ashadi Haiti dan Fakhri Subhana. Jika si sulung mengikuti jejak ayahnya, Fakhri justru menolak menjadi polisi. Dia memilih menempuh pendidikan di bidang kesehatan, terutama ilmu farmasi di Universitas Indonesia (UI).
Fakhri memiliki alasan menggeluti ilmu farmasi. Yakni, pengalaman sakit cukup parah yang dialami sang ibu. “Awalnya setelah lulus, saya mau ambil kedokteran. Tapi pada 2008 saat Ibu sakit, saya akhirnya memilih jurusan farmasi,” kata Fakhri di Jakarta, kemarin.
Saat itu, Ibundanya, Tejaningsih, menderita sakit pada lambung. Namun, meskipun telah menjalani pengobatan dengan mengasup berbagai jenis obat, penyakit itu tak kunjung sembuh. Sebaliknya, kondisi kesehatannya memburuk. Tejaningsih divonis menderita Stevens-Johnson Syndrome. Tubuhnya mengalami pelepuhan dan bengkak pada mata. “Tangannya melepuh, matanya bengkak menutup, bibirnya juga mengering dan menempel,” ujarnya.
Akhirnya, Tejaningsih dibawa ke Singapura dan menjalani perawatan selama beberapa bulan. Fakhri bersyukur, ibunya dianugerahi kesehatan dan bisa mengalahkan sakitnya.
“Saya sempat sedih karena diberitahu tingkat harapan hidup Ibu saat itu hanya sekitar 5-10 persen. Oleh karena itulah saya memilih untuk menjadi ahli farmasi, bukan dokter supaya bisa mengobati Ibu,” kata dia.
Selengkapnya baca Banjarmasin Post edisi cetak Jumat (17/4/2015) atau klik http://epaper.banjarmasinpost.co.id