Pengakuan Mantan Pelanggan Brownies Ganja

Brownies ganja ternyata bukan barang baru di Indonesia. Keberadaan brownies ini sudah dinikmati bertahun-tahun oleh para pelanggannya.

Editor: Eka Dinayanti
banjarmasinpost.co.id/SHUTTERSTOCK
Ilustrasi 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Brownies ganja ternyata bukan barang baru di Indonesia. Keberadaan brownies ini sudah dinikmati bertahun-tahun oleh para pelanggannya. Hal ini diakui oleh mantan pelanggan brownies ganja yang biasa disapa An (20). Ia dan temannya sudah menikmati brownies tersebut mulai 2013 lalu.

"Kalau ini emang udah lama banget. Cuma enggak tahu baru kebuka sekarang," kata An.

An pertama kali bersentuhan dengan brownies tersebut lewat pembuatnya langsung. Pembuatnya adalah teman sepermainannya sejak dulu. Teman setongkrongannya itu merupakan juru masak.

Menurut An, harga yang dipatok untuk barang haram tersebut cukup mahal, yakni Rp 100.000 untuk ukuran 20 cm x 10 cm persegi. Namun, harga bukan masalah. Tetap banyak orang yang memesan brownies tersebut.

Bukan hanya Brownies, An menuturkan, beberapa makanan lainnya juga bisa dibuat dari ganja sehingga tak heran bila banyak makanan yang dimodifikasi untuk sekadar mengonsumsi ganja.

Dengan rupanya yang berbentuk brownies , banyak yang tidak tahu bahwa penganan itu mengandung ganja. An bercerita bahwa dia dan temannya sempat membawa brownies ganja ke Malaysia.

"Yang bawa brownies temen gue. Gue bilang ada kue titipan dari nyokap gue," ungkap An.

Melewati mesin pemindai barang, An mengaku sempat ketar-ketir. Namun, ia beruntung, mesin dan petugas keamanan bandara tidak mendeteksi keberadaan barang haram tersebut.

An juga bercerita bahwa peredaran brownies ini sudah mencapai luar kota. Temannya yang membuat brownies ganja kerap menerima pesanan bukan hanya dari Jakarta, melainkan juga dari luar kota.

"Banyak banget ordernya. Bahkan sampai ngirim ke Bali, di-pack-packin gitu ," kata An.

An bercerita, awal peredaran bisnis ini dilakukan secara konvensional. Salah satunya lewat omongan dari satu ke yang lainnya. "Awalnya dari mulut ke mulut. Terus bisa nyebar ke mana-mana," ungkap An.

Meski banyak pesanan, penjual brownies ganja sangat berhati-hati. Dia tidak akan sembarangan percaya dengan orang yang memesan brownies -nya. "Soalnya dia jual pilih-pilih orang. Enggak semuanya asal jual," ungkap An.

An mengaku kaget ketika ada orang yang berani menjual bisnis tersebut secara terbuka dengan membuat toko, bahkan dipublikasi secara online .

Sumber: Kompas.com
Tags
brownies
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved