Produksi Massal di Tiongkok

Mengutip The Strait Times dan The Korea Times, kemarin, beras imitasi itu diproduksis secara massal di Tiongkok sejak 2011. Bahannya dari campuran

Editor: Didik Triomarsidi
banjarmasinpost.co.id/kompas.com
Dewi Septiani membawa tampah berisi beras yang diduga terbuat dari plastik di Mutiara Gading Timur, Selasa (19/5/2015). 

BANJARMASINPOST.CO.ID - BERAS berbahan plastik diduga tidak hanya beredar di Indonesia, melainkan juga di negara lain terutama yang berpenduduk banyak seperti Vietnam, Thailand, Malaysia, dan India. Juga kabarnya masuk pula ke Singapura, meski dibantah oleh pemerintahnya.

Mengutip The Strait Times dan The Korea Times, kemarin, beras imitasi itu diproduksis secara massal di Tiongkok sejak 2011. Bahannya dari campuran kentang atau ubi dengan resin (limbah) industri plastik. Dengan menggunakan alat khusus, campuran itu menghasilkan bahan makanan seperti mi. Dari situ kemudian dicetak berbentuk seperti nasi.

Disebutkan, pemerintah Malaysia sudah bereaksi keras dengan mengencarkan razia terhadap beras yang diduga didatangkan melalui jalur penyelundupan. Menurut mereka, akibat mengonsumsi beras itu setidaknya 300 ribu orang sakit, bahkan enam balita meninggal.

Masih menurut dua media itu, pusat penjualan ‘beras plastik’ adalah pasar di Taiyuan, Shaanxi, Tiongkok. Alasan pedagang, beras palsu itu lebih besar memberi keuntungan. Padahal Asosiasi Restoran Tiongkok mengibaratkan memakan tiga mangkuk nasi palsu ini, setara dengan mengonsumsi satu kantong plastik. Efek samping untuk manusia bisa memicu kanker.

Selengkapnya baca Banjarmasin Post edisi cetak Kamis (21/5/2015) atau klik http://epaper.banjarmasinpost.co.id

 
 
 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved