Apam Peranggi, Kue Khas Banjar yang Mulai Langka
Rasanya yang khas, menciptakan sensasi rasa tersendiri. Teksturnya seperti apam pada umumnya, yaitu berserat-serat, namun bentuknya bulat
Penulis: Yayu Fathilal | Editor: Ratino Taufik
BANJARMASINPOSTCO.ID, BANJARMASIN - KULINER khas Banjar yang satu ini, Apam Peranggi, bisa dikatakan sudah sangat langka sekarang ini. Pembuat dan penjualnya pun sudah sangat jarang ditemui sekarang ini. Di Banjarmasin, hanya ada di sedikit tempat yang menjualnya. Di antaranya adalah di Jalan A Yani Km 7, tepatnya di seberang Hotel Amaris.
Rasanya yang khas, menciptakan sensasi rasa tersendiri. Teksturnya seperti apam pada umumnya, yaitu berserat-serat, namun bentuknya bulat.
Rasanya manis dan aromanya wangi. Terasa sekali di lidah rasa beras dan gurihnya santan. Maklum saja, bahannya memang dari santan dan beras. Menariknya lagi, beras yang dipakai untuk membuatnya bukanlah beras yang baru, tetapi beras yang sudah berbulan-bulan disimpan di gudang dan tidak diapa-apakan.
"Orang Banjar menyebutnya beras rusak. Berasnya yang disimpan di gudang selama enam bulan," jelas pembuat sekaligus penjualnya, Sahrul.
Menurutnya, menggunakan beras yang masih baru dengan yang sudah rusak ada bedanya dari segi tekstur apa perangginya. Jika menggunakan beras baru, adonan apam saat dimasak tidak akan mengembang. Sedangkan jika memakai beras rusak, adonan apam akan mengembang.
"Rasanya sama saja. Cuma bedanya, mengembang atau tidaknya saja," ujarnya.
Ketika memasaknya pun ada cara khususnya. Dia masih menggunakan cara tradisional yaitu memakai penutup tungku.
Saat dimasak, adonan yang sudah dituang ke dalam cetakan kemudian ditutup. Penutupnya terlebih dahulu harus dipanaskan di atas api agar saat ditutupkan ke adonan apam, bagian atas apam bisa terbelah dan merekah seperti bentuk khasnya apam peranggi.
Sebiji apam peranggi ini dijualnya Rp 1.500. Peminatnya cukup banyak. Di antaranya adalah Laila (68).
Perempuan beruban ini sejak dulu sangat menyukai jajanan pasar yang satu ini.
"Rasanya enak. Saya paling suka dengan rasa santan dan berasnya. Rasanya gimana ya, pokoknya enak deh dan manis juga," ujarnya.
Dia kerap membeli apam peranggi untuk kudapan disantap bersama keluarganya di rumah. Lagi pula, menurutnya ini adalah kuliner khas Banjar yang sudah langka. "Jarang kan ada orang jual apam peranggi sekarang ini," ungkapnya.
Sahrul biasa menjual kue buatannya ini tiap sore. Selain di Jalan A Yani Km 7 ini, dia biasa berjualan juga di Jalan Zafri Zam-zam persis di depan Jalan Rawasari dan di Jalan Sutoyo S di samping salon Yongki, Banjarmasin. Biasanya dia mulai berjualan pukul 16.00 Wita hingga dagangannya habis.