Ayah Mereka Tak Pernah Pulang
Selama sembilan bulan ini mereka hidup tanpa orangtua. Mereka tinggal di gubuk kecil di Desa Kias, Batangalai Selatan, HST.
Penulis: Hanani | Editor: Ratino Taufik
BANJARMASINPOST.CO.ID - Kondisi menyedihkan dialami tiga bocah bersaudara, Sriwahyuni alias Yuni (15), Ramadan (12) dan si bungsu, Amaliah Safira yang masih berusia satu tahun empat bulan.
Selama sembilan bulan ini mereka hidup tanpa orangtua. Mereka tinggal di gubuk kecil di Desa Kias, Batangalai Selatan, HST.
Pada sembilan bulan lalu itu, ibunda mereka, Sundusiah (33) meninggal dunia karena terkena stroke. Tragisnya, setelah sang ibu meninggal, bapak mereka, Ridaan (33) jarang pulang. Pria yang kabarnya bekerja sebagai sopir itu hanya sekali menengok ketiga anaknya tersebut.
Kabarnya Yuni dan Ramadan masih beberapa kali berkomunikasi dengan ayahnya lewat pesan singkat (SMS) di ponsel. Namun, pria yang berasal dari Desa Baruh Bahinu, Awayan, Balangan itu tidak pernah memberi uang untuk biaya hidup mereka. Kabarnya, Ridaan sudah menikah lagi dan tinggal di Banjarmasin.
Untuk bertahan hidup, terutama untuk makan sehari-hari, ketiga bocah itu menggantungkan diri dari belas kasihan para tetangga. Terkadang mereka menanak nasi –beras juga dari pemberian orang lain– menggunakan kayu bakar.
“Terkadang mereka makan di tempat saya. Kadang diajak makan tetangga dan warga lain di desa ini,” ucap nenek bibi mereka, Nursehan. Perempuan yang bekerja sebagai pekerja tani ini juga hidup paspasan. Selain membantu Yuni, Ramadan dan Safira, dia harus menghidupi ketiga anaknya.
Selengkapnya baca Banjarmasin Post edisi cetak Jumat (29/5/2015) atau klik http://epaper.banjarmasinpost.co.id
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banjarmasin/foto/bank/originals/cover-bpost-29_20150529_074710.jpg)