Guru Perempuan Ini Berhubungan Seks dengan 3 Muridnya dan di Bui 22 Tahun

Dalam sidang pengadilan, sambil berurai air mata, Jennifer mengakui telah melakukan hubungan seks dengan tiga muridnya yang berusia 17 tahun

Editor: Didik Triomarsidi
banjarmasinpost.co.id/kompas.com
Jennifer Fichter (30), seorang guru di sebuah sekolah menengah di kota Lakeland, Florida, AS 

BANJARMASINPOST.CO.ID, MIAMI - Jennifer Fichter (30), seorang guru di sebuah sekolah menengah di kota Lakeland, Florida, AS terbukti telah melakukan hubungan seks dengan tiga muridnya yang berusia 17 tahun. Atas perbuatannya itu, Jennifer harus rela menerima hukuman penjara 22 tahun.

Dalam sidang pengadilan, sambil berurai air mata, Jennifer mengakui telah melakukan hubungan seks dengan tiga muridnya yang berusia 17 tahun. Dia memohon keringanan hukuman namun hakim yang menyebutnya sebagai seorang "predator" justru menghadiahi Jennifer hukuman yang panjang.

"Yang bisa saya katakan hanyalah meminta maaf. Saya harap bisa membatalkan apa yang sudah saya lakukan dan saya tahu permintaan maaf saja tidak cukup," ujar Jennifer di hadapan hakim dan keluarga korbannya.

Setelah meninggalkan pekerjaan terdahulunya karena dituduh melakukan tindakan tak pantas dengan muridnya, Jennifer masih mendapatkan pekerjaan di sebuah sekolah distrik di Florida pada Agustus 2011.

Sebulan setelah dia bekerja, Jennifer sudah dituduh melakukan hubungan seks dengan salah satu muridnya. Dia bertemu dengan para korbannya di acara-acara pesta dan menggunakan apartemennya untuk berhubungan seks dengan para muridnya itu.

Dalam salah satu percakapan teleponnya yang disadap dan diputar di pengadilan, Jennifer mengatakan dia pernah menggugurkan kandungan satu kali dan mengaku melakukan beberapa kali hubungan seks dengan para muridnya itu.

Akibat ulahnya itu, jaksa menuntut Jennifer dengan 32 dakwaan terkait hubungan seks dengan anak-anak. Jaksa menekankan dakwaannya karena meski Jennifer adalah seorang perempuan dan meski para korbannya tak merasa dipaksa, tetap saja mereka adalah korban.

"Sangat menyakitkan. Saya telah kehilangan putra saya di depan mata kepala dan saya tak bisa melakukan apapun untuk mencegahnya," ujar ibu salah seorang korban.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved