Tiga Hari Nginap di Bandara
belasan hingga puluhan ribu calon penumpang mengalami kekecewaan karena rencana penerbangannya harus dibatalkan atau dimundurkan
DENPASAR, BPOST - Meski pada Sabtu (11/7) kemarin, beberapa bandara sudah dibuka, namun sewaktu-waktu bisa ditutup lagi jika debu vulkanik yang disemburkan Gunung Raung kembali mengganggu aktivitas penerbangan baik domestik maupun internasional.
Ratusan penerbangan di kelima bandara itu mengalami pembatalan. Imbasnya, belasan hingga puluhan ribu calon penumpang mengalami kekecewaan karena rencana penerbangannya harus dibatalkan atau dimundurkan. Jumlah ini belum termasuk penumpang dari bandara lain yang hendak menuju kelima bandara tersebut.
Salah satu di antara mereka adalah perempuan asal Kupang, NTT, Merry. Sejak Kamis (9/7), dia terpaksa tinggal di Bandara Internasional Ngurah Rai. Pesawat yang dia tumpangi dari Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, semula hanya bertujuan transit di Bandara Ngurah Rai.
Namun, karena Kamis malam debu vulkanik dari Gunung Raung dinilai berbahaya bagi penerbangan, pesawat yang ditumpangi Merry terpaksa ‘diparkir’ di bandara tersebut. Rencananya, penerbangan baru dilakukan Minggu (12/7) siang ini. Itu pun belum bisa dipastikan karena tergantung erupsi-tidaknya Gunung Raung dan arah tiupan angin.
“Katanya kalau nggak Minggu, bisa Rabu (15/7). Tidak ada saudara di Bali. Uang sudah menipis, tidak mungkin menginap di hotel. Jadi, ya tidur di bandara saja,” kata Merry.
Selengkapnya baca Banjarmasin Post edisi cetak Minggu (12/7/2015) atau klik http://epaper.banjarmasinpost.co.id
