Kapolda: Pembunuhan Satu Keluarga di Parenggean Bermotif Asmara
Kasus pembantaian satu keluarga atau empat orang warga yang bermukim di satu rumah di Desa Karang Tunggal RT 11, Kecamatan Parenggean
Penulis: Fathurahman | Editor: Didik Triomarsidi
BANJARMASINPOST.CO.ID, PALANGKARAYA- Kapolda Kalteng, Brigjen Pol Fakhrizal, Selasa (21/7/2015) menggelar konferensi pers di Mapolda Kalimantan Tengah, untuk ekspos terkait kasus pembunuhan satu keluarga empat orang yang tewas di bantai dua orang pelaku yang terjadi, Selasa (14/7/2015) malam usai salat tarawih.
Kasus pembantaian satu keluarga atau empat orang warga yang bermukim di satu rumah di Desa Karang Tunggal RT 11, Kecamatan Parenggean Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, yang terjadi Selasa (14/7/2015 ) sekitar pukul 20.30 wib menggegerkan warga Kalteng.
Betapa tidak, pasangan suami-istri Efendi alias Fendi (25) dan Yuyun (23), serta anaknya Afin Aditya Pramana alias Adip (2), dan nenek Efendi bernama Ruminah (65), yang dibunuh di rumah mereka di Desa Karang Tunggal RT 011, Kecamatan Parenggean Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, dalam kondisi sangat mengenaskan.
Setelah kejadian tersebut, polisi langsung memburu dua orang pelaku yang merupakan warga kampung sebelah Korban di Bandar Agung, Parenggean, kedua pelaku yang ditangkap,bernama, Wahidin Ahmad Royani (17) dan Yuli Nuryadin (20) yang keduanya adalah pengangguran.
Kapolda Kalteng mengungkapkan, meskipun awalnya salah satu pelaku yakni Wahidin, mengungkapkan, motif pembunuhan karena pelaku Yuli, yang mengajaknya, ke rumah korban untuk merampok harta korban.
Namun pihak penyidik, sudah bisa menyimpulkan motif utama pembunuhan satu keluarga tersebut, akibat dendam bermotif asmara, karena salah satu pelaku dari dua pelaku yang ditangkap yakni Wahidin merasa sakit hati karena korban Yuyun Maria Ulfa adalah mantan kekasih Wahidin (17) yang meninggalkannya untuk menikah dengan Effendi.
"Yuli, mengaku Wahidin pernah menjalin hubungan (berpacaran) dengan Yuyun Maria Ulfa, sebelum menikah dengan korban Fendi. Dia mengaku sakit hati karena Fendi telah mengambil kekasihnya. Pada malam kejadian pelaku berpura-pura membeli bensin eceran di rumah korban dan membantai korban bersama keluarganya." kata Kapolda Kalteng.