Boneka Robot Bakal "Gairahkan" Industri Seks di 2070
akademisi memprediksi kecenderungan perubahan aktivitas seksual manusia yang disebabkan perkembangan teknologi dan industri massal.
BANJARMASINPOST.CO.ID, SUNDERLAND - Seks, sebagai aktivitas kodrati manusia, kekinian semakin tak lagi dikategorikan sebagai persoalan domestik.
Pesatnya industri seksual, baik berupa peragangan jasa maupun barang terkait hal tersebut, setidaknya menjadi bukti keabsahan aktivitas itu sudah berada di ranah publik.
Bahkan, termutakhir, akademisi memprediksi kecenderungan perubahan aktivitas seksual manusia yang disebabkan perkembangan teknologi dan industri massal.
Akademisi University of Sunderland, Dr Helen Driscoll, memastikan manusia bakal berhubungan seks dengan robot pada tahun 2070.
"Teknologi kini semakin berkembang pesat, sehingga hubungan manusia dan robot tentu akan semakin berbeda pula ke depannya," kata Helen Driscoll kepada Mirror Online, Selasa (4/8/2015).
Ia menuturkan, teknologi seks atau 'sex tech' akan menghadirkan dan memopulerkan 'pasangan-pasangan' boneka yang dilengkapi teknologi robotik yang bisa bergerak dan berinteraksi.
Boneka-boneka itulah yang diyakini akan "menggairahkan" industri seks beberapa tahun ke depan.
Dr Helen mengakui, akademisi kerap memikirkan problematika etis yang akan muncul setelah pemasaran robot seks dan teknologi seks virtual ini.
Misalnya, pemakaian alat bantu seksual tersebut dengan norma yang berlaku di konteks zaman kekinian.
"Namun, jika kami melihat kembali norma sosial yang berlaku pada 100 tahun lalu soal seks, terlihat sekali nilai-nilainya telah berubah drastis dan cepat," katanya.
Apalagi, kata dia, teknologi virtual semakin terlihat nyata, sehingga tak heran jika di masa depan nanti hubungan manusia akan banyak dilakukan di dunia maya.
Mungkin saja nantinya manusia akan cenderung memilih berhubungan dengan robot, ketimbang manusia, seperti yang dialami oleh tokoh pria dalam film 'Her'.
"Manusia adalah makhluk sosial. Kurangnya kontak sosial dapat menyebabkan kesendirian yang berujung pada berbagai masalah kesehatan mental. Teknologi bisa mengatasinya," ujar dia. (Daily Mail/Mirror Online)
