Tantangan Haedar Nashir jika Terpilih Jadi Ketua PP Muhammadiyah
Haedar akan mendapat kesempatan pertama untuk menyatakan siap atau tidak menerima amanah ketua umum.
BANJARMASINPOST.CO.ID, MAKASSAR - Muktamar ke-47 Muhammadiyah telah memilih 13 orang formatur calon pengurus Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Rabu (5/8/2015) malam. Nama Haedar Nashir mendapat suara terbanyak dari peserta muktamar.
"Selamat kepada keluarga besar Muhammadiyah yang sudah berhasil menjalani proses pemilihan calon formatur dan perhitungan suara secara tertib dan demokratis. Ini salah satu sumbangsih Muhammadiyah dalam memperkuat budaya berdemokrasi di kalangan masyarakat sipil," ujar Direktur Eksekutif Maarif Institute Fajar Riza Ul Haq dalam pernyataan yang diterima Kompas.com.
Fajar menambahkan, sesuai dengan konvensi yang berlaku di Muhammadiyah, Haedar akan mendapat kesempatan pertama untuk menyatakan siap atau tidak menerima amanah ketua umum. Akan menjadi sejarah baru jika ia bersedia melanjutkan kepemimpinan Muhammadiyah setelah Din Syamsuddin.
Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta tersebut akan menjadi ketua umum Muhammadiyah pertama yang berasal dari Jawa Barat. Dalam sejarah Muhammadiyah, ketua umum selalu berasal dari daerah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatera Barat. Baru Din Syamsuddin yang berasal dari Sumbawa Besar.
"Tentu ini semakin menghidupkan napas keindonesiaan dalam bermuhammadiyah, tumbuh kuat di dalam kebinekaan etnis dan budaya. Kesadaran organisasi melampaui fanatisme etnisitas ini meneguhkan budaya modern dan meritokrasi dalam kultur organisasi Muhammadiyah," ujar Fajar.
Menurut dia, sangat diharapkan kepemimpinan Haedar nanti mampu melanjutkan beberapa rintisan Din, antara lain menginternasionalisasikan Muhammadiyah dan mengembangkan proyek Islam berkemajuan pada ranah kebangsaan.
"Organisasi ini harus terus mentransformasikan komitmennya sebagai gerakan pencerahan dan tenda bangsa, terlebih sosok Haedar dikenal sebagai ideolog organisasi yang sangat memahami roh Muhammadiyah," kata dia.
Fajar menilai komposisi formatur yang cukup ideal memberikan optimisme akan harapan tersebut mengingat kepemimpinan Muhammadiyah bersifat kolektif kolegial. Keberadaan tokoh-tokoh baru dalam jajaran kepengurusan, seperti Busyro Muqoddas (mantan Komisioner KPK), Hajriyanto Thohari (mantan Wakil Ketua MPR), Muhadjir Effendy (Rektor Universitas Muhammadiyah Malang), dan Suyatno (Rektor Universitas Uhamka) menambah kekuatan gerak organisasi.
Nama-nama lain yang kembali terpilih adalah Yunahar Ilyas, Dahlan Rais, Dadang Kahmad, Anwar Abbas, Syafiq Mufghni, dan Agung Danarto. Pengurus PP Muhammadiyah periode 2015-2020 ini harus segera melakukan langkah-langkah strategis menata kelembagaan, di antaranya pembenahan kesekretariatan dan manajemen komunikasi publik yang selama ini kurang diperhatikan.
