Mahathir Nyatakan Demokrasi Mati di Bawah PM Najib

Najib juga telah menutup dua Surat Kabar dan memblokir akses ke sebuah situs, yang telah melaporkan skandal korupsinya.

Editor: Halmien
banjarmasinpost.co.id/youtube
Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahatir Mohamad 

BANJARMASINPOST.CO.ID, KUALA LUMPUR - Mantan pemimpin Malaysia, Mahathir Mohamad meluncurkan serangan tajam kepada Perdana Menteri (PM) Najib Razak, Senin (10/8/2015).

Mantan PM Malaysia ini menuding demokrasi di negaranya kini telah mati. Mahathir menilai kematian demokrasi di Negeri Jiran Malaysia ini terjadi ketika dugaan korupsi menyeruak setelah sejumlah media ramai memberitakan rekening pribadi Najib menerima aliran dana sebesar ratusan juta dolar dari berbagai bank, lembaga pemerintah dan perusahaan yang terkait dengan lembaga investasi 1 Malaysia Development Berhad, atau 1MDB.

Di tengah gelombang tekanan atas tuduhan tersebut, bulan lalu, Najib memecat Wakilnya, Muhyiddin Yassin.

Najib juga telah menutup dua Surat Kabar dan memblokir akses ke sebuah situs, yang telah melaporkan skandal korupsinya.

"Demokrasi sudah mati. Sudah mati karena memilih pemimpin terpilih untuk menumbangkan lembaga-lembaga pemerintah dan membuat mereka alat untuk mempertahankan dirinya sendiri," Mahathir berkata, menulis di blog pribadinya, seperti dilaporkan Reuters, Senin (10/8/2015).

Kantor Perdana Menteri tidak berkomentar atas tudingan Mahathir.

Mahathir pun menduga Najib berada di balik dugaan korupsi tersebut.

Perdana Menteri terlama Malaysia ini, menjadi kritikus Najib dan menarik dukungan baginya tahun lalu setelah Mahathir, pemimpin koalisi Barisan Nasional (BN) kalah dalam pemilu tahun 2013.

"Apa yang Najib lakukan belum pernah terjadi sebelumnya di Malaysia," kata Mahathir.

Sebelumnya, Najib Razak, membantah tuduhan korupsi yang menyeruak setelah sejumlah media ramai memberitakan rekening pribadi Najib menerima aliran dana sebesar ratusan juta dolar dari berbagai bank, lembaga pemerintah dan perusahaan yang terkait dengan lembaga investasi 1 Malaysia Development Berhad, atau 1MDB.

Dilaporkan Reuters, Najib menyebut tuduhan tersebut merupakan "kelanjutan dari sabotase politik yang terus menerus" terhadapnya.

"Ada upaya bersama oleh beberapa orang untuk merusak kepercayaan masyarakat kepada perekonomian kita, menodai pemerintah, dan menggulingkan perdana menteri yang terpilih secara demokratis," kata Najib yang tercantum dalam pernyataan yang dirilis kantor perdana menteri Malaysia, Jumat (3/7/2015).

Sebelumnya, dokumen hasil penyelidikan pemerintah Malaysia melaporkan hampir dana sebesar US$700 juta, atau sekitar Rp9,3 triliun dari lembaga investasi 1 Malaysia Development Berhad, atau 1MDB, mengalir ke rekening pribadi Perdana Menteri Najib Razak.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved