Petani Kalsel Tak Bisa Tanam

Mandi Cukup Satu Ember

Petani di kawasan yang rencananya dijadikan sebagai lumbung padi Kotabaru ini tidak bisa langsung memasuki musim tanam pascapanen

Editor: Halmien
banjarmasinpost.co.id/ibrahim
Beberapa persawahan di Desa Timbaan Kecamatan Tapin Selatan Kabupaten Tapin yang mulai terlihat kering. 

KOTABARU, BPOST - Dampak musim kemarau mulai dirasakan petani di beberapa daerah di Kalsel. Kekeringan membuat mereka tidak bisa langsung melakukan penanaman padi setelah panen. Harapan mereka, musim kemarau tidak melebihi Oktober 2015.

Di Kotabaru misalnya, para petani di Kecamatan Pulaulaut Timur terpaksa beristirahat. Petani di kawasan yang rencananya dijadikan sebagai lumbung padi Kotabaru ini tidak bisa langsung memasuki musim tanam pascapanen. Selain makin jarangnya turun hujan, saluran-saluran irigasi juga sudah kering air.

“Satu-satunya jalan ya menunggu turunnya hujan untuk bisa melakukan tanam. Semoga saja, bulan kesepuluh (Oktober) sudah ada hujan,” kata salah seorang Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Pulaulaut Timur, Hamdan, Jumat (14/8).

Di Tanahbumbu, tepatnya di kawasan Kecamatan Simpangempat, keberadaan sumur ternyata tidak terlalu membantu warga setempat untuk mengurangi dampak kekeringan. Betapa tidak, ucap salah seorang warga setempat, Wardi, sumur-sumur yang ada sudah kering. Jika disedot menggunakan mesin pompa, yang keluar justru lumpur berwarna kuning kecokelatan.

“Terpaksa saya minta air ke tetangga yang masih memiliki tampungan air. Hanya satu ember. Setidaknya bisa buat mandi dan gosok gigi supaya bisa bekerja. Untuk memasak terpaksa gunakan air isi ulang. Nanti untuk MCK (mandi cuci kakus), harus beli air. Moga saja, sumurnya masih ngeluarin air meski sedikit,” ujar warga Desa Barokah itu.

Selengkapnya baca Banjarmasin Post edisi cetak Sabtu (15/8/2015) atau klik http://epaper.banjarmasinpost.co.id

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved