Tragedi Mina Terulang

Jemaah Haji Salahkan Ketidakmampuan Polisi Arab Saudi

Dia mengatakan, polisi yang berada di tempat kejadian tak memiliki berpengalaman. "Mereka bahkan tidak tahu jalan dan tempat-tempat di sekitar sini.”

Editor: Yamani Ramlan
DAILYMAIL
Warga Iran berunjuk rasa memprotes tragedi di Mina yang menyebabkan ratusan warganya tewas. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Tragedi tewasnya ratusan jemaah haji di Mina, Arab Saudi, dinilai akibat kesalahan polisi negeri itu. Seperti diungkapkan Ahmed Abu Bakr, seorang anggota jemaah haji dari Libya yang lolos dari maut di Mina.

Dia juga menyalahkan ketidakmampuan polisi Arab Saudi. Dia mengatakan, saat kejadian polisi telah ditutup semua pintu masuk dan keluar untuk jemaah haji yang akan melempar jumrah. “Mereka hanya menyisakan satu pintu masuk,” ujarnya.

“Saya melihat mayat di depan saya. Saya juga mengalami cedera dan sesak napas. Kami ini korban ulah para polisi itu,” jelasnya seperti dikutip Dailymail, Jumat (25/9/2015).

Dia mengatakan, polisi yang berada di tempat kejadian tak memiliki berpengalaman. "Mereka bahkan tidak tahu jalan dan tempat-tempat di sekitar sini,” lanjutnya dan dibenarkan beberapa korban selamat lainnya.

Irfan al-Alawi, co-founder Islamic Heritage Research Foundation yang berbasih di Makkah, juga menilai polisi Arab Saudi tidak terlatih dan tidak memiliki keterampilan bahasa untuk berkomunikasi dengan peziarah asing.

"Mereka tidak memiliki petunjuk bagaimana untuk terlibat dengan orang-orang ini. Tidak ada pengalaman mengontrol kerumunan massa,” katanya.

Saksi lain, Mohammed Hasan dari Mesir menyuarakan kekhawatiran bahwa kejadian serupa bisa terjadi lagi.

“Anda hanya menemukan tentara berkumpul di satu tempat tanpa melakukan apa-apa," katanya.

Dia bahkan menuduh dirinya telah dihina karena kebangsaannya, ketika petugas keamanan memintanya untuk datang mengidentifikasi mayat jemaah haji dari Mesir.

“Mengapa mereka menghina kami seperti ini? Kami datang sebagai peziarah dan tidak meminta apa-apa," kata Hasan marah, sambil mendesak aparat keamanan untuk 'mengatur jalan' untuk memastikan gerakan massa yang sedang beribadah.

Raja Salman telah memerintahkan 'revisi' dari organisasi Haji, sementara Putra Mahkota Mohammed bin Nayyef, yang memimpin komite haji kerajaan, telah mulai melakukan penyelidikan.

Di Mina, jemaah haji tinggal di sebuah kompleks tenda tahan api putih yang cukup besar yang mampu  untuk menampung lebih dari dua juta orang.

Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi mengatakan, mereka mengerahkan lebih dari 100 ribu  polisi untuk mengamankan ibadah haji tahun ini yang ditugaskan menjaga keamanan dan mengatur lalu lintas massa.

Di Iran, ribuan warganya turun ke jalan. Mereka berunjuk rasa mengecam ‘ketidakmampuan’ Arab Saudi menangani musim haji tahun ini, sehingga menyebabkan ratusan orang tewas di Mina.

Mereka menilai, ‘ketidakmampuan’ Arab Saudi itu telah menyebabkan kepanikan haji, sehingga ratusan orang tewas akibat berdesak-desakan dan ratusan lainnya terluka, akibat dua gelombang massa muslim bertabrakan di persimpangan dekat situs suci di Mina.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved