Sekolah di Juai Juga Kesulitan Air

BANJARMASINPOST.CO.ID, PARINGIN - Hampir tiga bulan, tepatnya pada awal Agustus kemarin, SMAN 2 juai mengalami krisis air terutama air bersih. Akibatnya pihak sekolah baik guru maupun siswa harus 'memutar otak' mencari air.

Berdasarkan pantauan BPost, SMAN 2 Juai yang terletak jauh dari ibukota Balangan ini, yakni di Desa Lalayau Kecamatan Juai hampir akibat kemarau gersang, banyak program sekolah yang gagal seperti apotik tanaman, hutan siswa dan tanaman lainnya.

Kepala Sekolah SMAN 2 Juai, Baihaki saat ditemui mengatakan, dampak kemarau ini beberapa program pertanian sekolah gagal, tidak bisa hidup dengan baik.

"Program apotik matian dan kering. Hutan produksi banyak yang mati, tinggal beberapa yanng hidup," ungkapnya.

Lebih lanjut dikatakannya, selain berdampak terhadap program sekolah, kemarau juga menguras air untuk keperluan sekolah misalnya untuk salat, minum dan MCK.

"Selama tiga bulan ini MCK sulit banget kami, bahkan pernah terpaksa numpang di masjid terdekat," kata Baihaki.

Kendati demikian pihak sekolah tak tinggal diam, berbagai upaya dilakukan, mulai mencari air langsung kesungai, sampai membeli langsung di masyarakat.

"Untuk minum kami terpaksa ngambil kesungai, jaraknya cukup jauh, sekitar 2,5 km, bisa siswa bisa juga gurunya yang ngambil kesungai," ujarnya.

Menurutnya saat ini dua sumur gali yang ada di SMAN 2 Juai tak berair sama sekali padahal sudah didalami, kondisi demikian membuat pihak sekolah semakin menderita.

"Nah air untuk salat dan MCK kami terpaksa beli dengan masyarakat yang berjaja air, sudah tiga kali kami beli, dengan harga Rp 60 ribu 1200 liter," ungkapnya.

Masih menurutnya, pihak pemerintah agar berupaya sesegera mungkin memasang jaringan PDAM ke wilayah tersebut, selain sekolah masyarakat juga merasakan hal yang sama.

"Kalau perlu ada bantuan air bersih untuk sekolah, kemudian juga bagi warga setempat," harapnya.