Pemko Yogyakarta Mandikan Tombak Pemberian Sri Sultan

Sejumlah abdi dalem Keraton Yogyakarta, lengkap berbusana surjan sambil mengenakan belangkon, telaten menyiramkan air dan ubo rampe, menyucikan tombak

Editor: Ernawati
dok/pri
Dok pri Para abdi dalem melaksanakan ritual jamasan atau penyucian terhadap pusaka Tombak Kyai Wijoyo Mukti. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, YOGYA - Ada yang berbeda di halaman air mancur Balaikota Yogyakarta, Jumat (6/11/2015).

Sejumlah abdi dalem Keraton Yogyakarta, lengkap berbusana surjan sambil mengenakan belangkon, telaten menyiramkan air dan ubo rampe, menyucikan tombak pusaka.

Usut punya usut, ternyata para abdi dalem tersebut sedang melaksanakan ritual jamasan atau penyucian terhadap pusaka Tombak Kyai Wijoyo Mukti, yang tak lain merupakan pusaka pemberian Sultan Hamengkubuwana X kepada Pemerintah Kota Yogyakarta.

Ritual jamasan pusaka tersebut dipimpin langsung oleh Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota Yogyakarta Hadi Mochtar yang mewakili Walikota Yogyakarta,

"Jamasan pusaka tidak sekedar membersihkan dan merawat fisik benda pusaka saja, akan tetapi yang lebih penting adalah memahami segenap nilai-nilai luhur yang terkandung," ujar Hadi, Jumat (6/11/2015).

Ritual jamasan dimulai dengan mengeluarkan pusaka Tombak Kyai Wijoyo Mukti dari ruang penyimpanan yang berada di ruang kerja wali kota, kemudian diarak ke meja jamasan di sisi timur Halaman Air Mancur.

Tombak Kyai Wijoyo Mukti diletakan di atas meja yang telah disiapkan ubo rampe jamasan, diantaranya warangan (bahan kimia khusus), jeruk nipis, kawul atau serutan bambu, dan minyak cendana.

Proses penjamasan diawali dengan membuka penutup tombak.

Mata tombak diguyur menggunakan air untuk membersihkan kotoran, kemudian digosok menggunakan jeruk nipis untuk membersihkan karatan di permukaan pusaka.

Tak lupa, pusaka yang telah dicuci, kemudian dikeringkan menggunakan kawul atau serutan bambu beberapa kali.

Tahap selanjutnya, mata tombak yang telah kering, kemudian diolesi dengan warangan, sejenis bahan kimia khusus pelapis pusaka, untuk selanjutnya diolesi menggunakan minyak cendana.

Prosesi diakhiri dengan pembacaan doa, dan akhirnya pusaka Tombak Kyai Wijoyo Mukti dikembalikan lagi ke tempat penyimpanan asal.

Kepala Dinsosnakertrans Kota Yogyakarta, Hadi Muchtar, menceritakan, Pusaka Tombak Kyai Wijoyo Mukti merupakan pemberian Keraton Yogyakarta, yang diserahkan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X pada peringatan hari ulang tahun ke-53 Pemerintah Kota Yogyakarta tanggal 7 Juni 2000 silam.

Ia menuturkan, tombak pusaka Wijoyo Mukti, merupakan senjata yang dibuat pada tahun 1921 semasa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII.

"Dinamakan Wijoyo Mukti yang artinya kemenangan sejati di masa depan, di mana seluruh lapisan masyarakat dapat merasakan kesenangan lahir batin karena tercapainya tingkat kesejahteraan yang benar-benar merata," ujarnya.

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved